Part| 12

658 69 64
                                    

Happy Reading!

***

Violla keluar dari kamar mandi, ia duduk di tepian kasurnya. Vio menghela nafas, kemudian ia berdecak kesal. Bagaimana tidak? Saka mempermainkan nya, tadi ... saat di sekolah Saka pura-pura pingsan. Dan itu membuat Vio sampai saat ini marah kepada Saka.

"VIO ANTER MOMMY KE SUPERMARKET YUK!" teriak Elisa dari arah bawah.

"IYA! TUNGGU!"

Vio bergegas menuruni tangga, ia menghampiri mommy nya yang sedang duduk di sofa.

"Yuk, Vio udah siap nih." ucap Vio seraya membulak-balikan tubuhnya.

"Kamu aja deh sendiri ya, mommy mau masak hehe." Vio mengernyit, "jadi ... Vio sendiri yang ke supermarket? Mommy kok gitu sih?! Tadi katanya anter bukan nyuruh."

"Kan mommy mau masak sayang, kamu yang belanja."

"Yaudah, beli apa aja?" tanya Vio sedikit kesal.

"Sayur, bawang putih, tahu, te──"

"Mom! Vio mau ke supermarket bukan ke pasar."

"Hehe, yaudah. Kamu beli cemilan aja. Sisanya kamu boleh beli apa aja." ucap Elisa seraya menyerahkan dua lembar uang berwarna merah ke Vio. Vio dengan cepat mengambil uang tersebut.

"Beneran??" kata Vio dengan mata berbinar, Elisa mengangguk.

"Yaudah deh, Vio pergi dulu. Babay mommy ku tercintah!!" ujar Vio seraya mengecup pipi Elisa lalu pergi.

Setelah dari supermarket, Vio berjalan ke arah tukang sate yang ada di pinggir jalan. Vio sangat menyukai sate disini, pertama kali dirinya kesini saat bersama Saka dulu. Awalnya Vio menolak karena tempatnya yang kurang higienis, namun Saka memaksa akhirnya Vio pasrah.

Dan rasa tak akan pernah berbohong, Vio sangat suka sate disini. Memang tempatnya kurang enak di pandang, tapi makanannya itu seenak makanan restauran.

"Mang sate nya satu bungkus, hehe."

"Eh neng Vio, kesini lagi neng? Kemana pacarnya atuh?" tanya mamang penjual sate itu.

"Vio lagi marahan sama Saka mang," balas Vio seraya duduk di kursi. Sedangkan mamang itu mulai memanggang sate pesanan Vio.

"Lah? Kenapa berantem atuh neng, gak baik."

"Saka nya jahat mang, udah pura-pura pingsan, kan Vio takut Saka kenapa-napa."

"Eleuh-eleuh, si eneng meni bucin kieu."

"Hehehhe, gapapa atuh mang namanya juga pacaran."

"Iya, pacaran boleh, asal gak ngelewatin batas wajar aja."

Vio mengangguk, ia meneliti warung sederhana ini. Mata Vio tak sengaja menangkap seseorang yang baru saja datang, seorang cowok. Dia duduk di samping Vio.

"Mang, sate nya dua bungkus." ucap cowok itu. Mamang sate mengangguk, "bentar ya, jang. Ini buat pesenan si eneng geulis itu."

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang