Anak-anak mereka akhirnya setuju dengan perjodohan itu. Langkah selanjutnya setelah Surya dan Baskoro berhasil mempertemukan Langit dan Senja, mereka merencanakan pertemuan dua keluarga sebelum menyelenggarakan lamaran. Pertemuan terjadi di restoran malam ini. Bagi Langit dan Senja, ini pertemuan kedua mereka.
Walau Senja terlihat cantik mengenakan dress bodycon hitam, lengan pendek, panjang di atas lutut, mengekspose lekuk tubuh langsingnya, sayang sekali, tidak membuat Langit tertarik. Pun dengan Senja, padahal Langit tampan dengan kaus hitam pas bodi, terbalut blazer hitam ketat, menampilkan badannya yang kekar. Jika orang melihat, mereka pasangan serasi, cantik dan tampan.
"Untuk tahap berikutnya, saat lamaran nanti, Senja mau minta apa?" tanya Hana tanpa melepas senyuman, saking bahagia karena akhirnya Langit mau dijodohkan.
"Apa saja, Tante." Senja menjawab sopan sambil mengembangkan senyum terbaik, menghargai lawan bicaranya.
Bagi Ayu dan Baskoro ini kejutan yang tak disangka-sangka, biasanya Senja saat ditanya seperti itu banyak minta dan menuntut ini-itu. Namun, kenapa sekarang seolah dia pasrah? Apa Senja sudah menemukan pria yang tepat baginya? Pikir Ayu.
"Lang, besok kita atur waktu untuk lamaran ke rumah Om Baskoro, ya?" Surya yang duduk di sebelah Langit angkat bicara.
"Iya, Pa." Langit menjawab tanpa menoleh Surya, dia sedang menikmati makan malamnya.
Terkesan cuek dan pasrah. Langit maupun Senja sepertinya sudah lelah karena selalu dikejar-kejar agar cepat menikah. Padahal pernikahan itu sakral. Apakah keduanya tidak menyadari itu? Mereka pikir pernikahan adalah lelucon? Ah, Langit, Senja, kalian begitu cuek hingga masa bodoh dengan hal sepenting pernikahan.
Makan malam selesai, kedua orang tua mereka memberikan waktu untuk Langit dan Senja mengobrol. Niatnya supaya mereka bisa saling kenal lebih jauh. Namun, yang terjadi, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Masih di restoran yang sama dengan orang tua mereka. Hanya saja terpisah tempat karena Senja dan Langit saat ini berada di outdoor.
"Eham!" Langit berdeham, membuat Senja melepas pandangannya dari layar flat yang menampilkan beranda sosial media, tentang tempat-tempat wisata Indonesia. "Terus bagaimana?" tanya Langit dengan sikap dingin.
Senja mengerutkan dahi, sambil mengangkat alis kirinya. "Maksudnya?"
"Iya. Kamu punya rencana apa setelah ini?"
"Ya kita nikah. Emang apalagi?"
Langit menarik napas dalam, lalu mengembuskan napas kasar. Dia menegakkan duduknya.
"Setelah nikah, kamu mau tinggal di rumahku?"
"Mmmm ... kita lihat nanti."
"Ayolah, jangan bikin orang tua kita curiga."
"Iya. Kita tinggal di rumah kamu," jawab Senja sekenanya agar pembicaraan mereka cepat selesai. "Tapi, ada satu syarat."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...