Pantaskah Aku Cemburu?

467 59 5
                                    

"Beneran kamu mau ikut?" tanya Langit sedikit khawatir kepada Senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran kamu mau ikut?" tanya Langit sedikit khawatir kepada Senja.

Senja mendongan, dengan wajah ragu, dia mengangguk lemah.

"Aku enggak mau kamu cemburu nanti saat melihatku bersama Puspita."

"Aku enggak apa-apa kok," kata Senja meski dirinya pun tidak yakin.

Baru kemarin mereka sampai di Indonesia dan hari ini berniat menjenguk Puspita di rumah sakit. Dua minggu liburan, cukup bagi mereka.

"Ya sudah kalau begitu. Ambil tas kamu, kita berangkat sekarang," ucap Langit sambil menggulung kemejanya.

Sejujurnya ada perasaan yang sulit diartikan dalam diri Senja. Entah mengapa dia merasa takut bercampur cemas. Bayang-bayang keinginan Yani yang masih mengharapkan Langit menikahi Puspita terus menghantuinya. Senja meraih tas selempangnya, dia menarik napas panjang dan berusaha menepis pikiran negatif. Senja menyiapkan hatinya, jika sewaktu-waktu dihantam kenyataan yang akan melukainya kembali.

"Hubby," panggil Senja lirih saat mereka sampai di ruang tamu.

Langit menghentikan langkahnya dan menoleh pada Senja. "Hmmm, ada apa?" tanya Langit dengan suara sangat lembut.

Awalnya Senja ragu saat ingin berbicara, tetapi dia sangat ingin Langit tahu. "Aku mencintaimu."

Senyum merekah di bibir merah Langit, hatinya terasa hangat, bahkan dada Langit seperti disiram air, sangat sejuk mendengar kata cinta dari Senja. Langit meraih kedua tangan Senja, lantas mencium punggung tangannya.

"Aku tahu. Jangan khawatir, ya? Karena hatiku sudah untukmu. Seluruh raga, jiwaku pun sekarang sudah milikmu. Jangan takut aku akan meninggalkanmu."

Perasaan Senja sedikit lega, dia tersenyum lebar, lalu memeluk Langit.

"Kita berangkat yuk!" ajak Langit menggandeng tangan Senja keluar dari rumah.

Tak berapa lama, mereka pun berangkat ke rumah sakit. Sebenarnya Langit merasa sedikit tegang saat turun dari mobil. Dia khawatir dengan Senja. Takut membuat istrinya itu cemburu dan nanti marah.

Sebelum masuk rumah sakit, Langit menghentikan langkah mereka si lobi. "Wife."

"Hmm," sahut Senja sangat lembut sembari menoleh suaminya yang tampak gugup dan tegang.

"Apa pun yang terjadi nanti di dalam, aku mohon sama kamu, jangan marah dan percaya padaku, ya?"

Senja tersenyum sangat manis, dia melingkarkan tangan di lengan Langit dan menggenggam tangannya erat .

"Insyaallah apa pun yang terjadi aku enggak akan ninggalin kamu."

Perasaan Langit sedikit lega, lantas mereka melanjutkan langkahnya. Sampai di depan ruang perawatan yang sudah dikirim Violet melalui pesan singkat sebelumnya, Langit menarik napas dalam. Dia memantapkan hatinya. Sedikit pun Senja tidak mengendurkan gandengannya di lengan Langit. Saat pintu ruangan itu terbuka, seluruh orang yang ada di sana menoleh.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang