Pulang dari acara pengajian tujuh harian Puspita, Langit dan Senja langsung masuk ke kamar. Sebab seharian tadi mereka membantu di rumah Radit. Lelah sudah pasti!
"Kamu mandi dulu, ya?" kata Senja sangat lembut.
Langit malah memeluknya dari belakang. "Enggak mandi bareng aja," bisiknya setengah menggoda.
Senja mesam-mesem, tanpa menjawab, dia masuk ke kamar mandi dan langsung Langit ikuti. Hampir satu jam mereka di kamar mandi, keduanya keluar dengan rambut basah dan hanya memakai handuk kimono. Senja berjalan ke meja rias, dia mengeringkan rambutnya dan memakai krim malam. Sedangkan Langit langsung berbaring di tempat tidur. Selesai dengan ritual malamnya, Senja segera menyusul sang suami. Dia bersandar di dada Langit dan memeluk perut datarnya.
"Hubby," panggil Senja dengan logat manja, "bagaimana tanggapan kamu tentang aku yang mau bantuin Papa di kantor lagi?"
Sebelum menjawab, Langit menarik napas dalam. "Sayang, bukan aku tidak setuju. Aku cuma enggak mau kamu cape."
"Aku malah cape kalau cuma di rumah tanpa melakukan apa-apa."
"Kamu kan bisa main ke rumah Mama atau ke rumah Kak Mita."
Bibir Senja cemberut. "Kak Mita sibuk antar Leo sekolah, les, belum lagi ngurusi toko bunganya. Mama Hana sibuk ngurus restoran, sedangkan Mama lagi banyak orderan, Hubby, dia menghabiskan waktu di butik. Kayaknya cuma aku deh yang enggak punya kegiatan. Bosen tahu di rumah terus. Jenuh."
"Kamu sudah pikir-pikir lagi? Entar kamu sibuk kerja, lupa sama aku lagi!"
"Ya enggak dong. Masa aku lupa sih sama suamiku paling ganteng ini." Senja mengapit kedua pipi Langit dengan satu tangan sehingga bibirnya manyun dan sekilas Senja menciumnya.
"Terus nanti kamu juga bakalan sering ke luar kota kayak dulu lagi?"
"Mmmm ... bisa jadi iya, bisa juga enggak. Tergantung."
"Kok tergantung sih?"
"Kalau bisa diwakilkan, aku enggak berangkat. Tapi kalau enggak bisa diwakili, ya aku harus berangkat."
Terdiam, Langit berpikir keras. Dia mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan.
"Aku janji enggak akan melupakan kewajibanku saat nanti kamu izinkan bekerja. Aku akan selalu izin ke kamu sebelum ada pekerjaan ke luar kota. Aku juga usahain setiap kamu libur bekerja, aku ada di rumah untuk menemani kamu."
"Tapi kalau nanti kamu melanggar janjimu satu kali saja, aku minta stop, jangan kerja lagi. Gimana?"
Kali ini Senja yang berpikir dan mempertimbangkan jawaban. Setelah matang berpikir, akhirnya Senja menjawab, "Oke. Aku bersedia."
"Oke. Aku pegang janjimu, ya?"
"Iya. Makasih, Hubby." Senja mengeratkan pelukannya.
Beberapa menit saling diam. Tiba-tiba Langit mengatakan, "Aku kasihan lihat Tante Yani."
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...