Aneh! Baskoro curiga kepada Senja. Dia memperhatikan Senja sejak dua hari lalu, mulai putrinya itu menginap di rumah. Tampak muram dan mengurung diri di kamar. Keluar jika bekerja dan makan saja, selebihnya dia mengunci diri di kamarnya.
"Ma, apa Senja sedang ada masalah sama Langit?" tanya Baskoro saat sedang bersantai dengan Ayu di teras belakang, menikmati udara malam yang sejuk.
Ayu menarik napas dalam. "Mama juga mikirnya begitu, Pa. Cuma Senja belum cerita apa-apa sama Mama. Kalau Mama tanya dulu, takutnya bikin dia enggak nyaman. Biar dululah, Pa."
"Anak itu, pasti egonya kambuh."
Baskoro kenal betul bagaimana Senja. Terkadang anaknya itu bersikap egois, apa yang diinginkan, selalu ingin didapatkan. Tak peduli dengan larangan-larangan orang sekitar.
"Apa kita telepon Langit aja, Pa? Tanya apa yang sebenarnya terjadi sama mereka."
"Iya. Nanti Papa telepon Langit."
Ayu mengangguk. Baskoro mengangkat cangkir tehnya, lantas menyeruput pelan-pelan.
***
"Langit, bisa kita bicara?" tanya Yani ketika Langit baru saja keluar dari ruang perawatan Puspita.
"Boleh, Tan."
"Sini duduk." Yani mengajak Langit duduk di kursi tunggu depan ruangan itu.
Beberapa saat mereka saling diam, Yani seperti sedang menyusun kalimat. Violet penasaran, apa yang sebenarnya ingin mamanya bicarakan dengan Langit. Sehingga dia mengurungkan niatnya yang tadi ingin masuk menggantikan Langit menjaga Puspita.
"Tante kenal kamu sudah lama, sejak kamu SMA. Kamu orang baik, bisa jagain Puspita dan menjadi penyemangatnya. Melihat kondisi dia seperti ini, dukungan kamu sangat dibutuhkan Puspita. Beberapa hari kamu menemaninya, dari pemeriksaan dokter, Puspita mengalami perkembangan yang baik. Jadi, dari lubuk hati Tante yang paling dalam, dengan kerendahan hati Tante, aku mohon setelah Puspita sadar nanti, tolong nikahi dia."
Tubuh Langit seketika menegang, pun dengan Violet.
"Ma ..."
"Vi, kamu pengin kan kakakmu bahagia? Sumber kebahagiaan dia, kita tahu, cuma Langit."
Kepala Langit langsung pening. Tubuhnya lemas, pikirannya langsung tertuju kepada Senja. Bagaimana dia akan mengatakan hal itu kepada Senja?
"Lang, Tante mohon banget sama kamu." Yani menggenggam kedua tangan Langit. "Tante yakin cuma kamu yang bisa membahagiakan Puspita. Selama ini, Puspita sabar menunggumu. Dia selalu bertanya kepada Tante, apakah dia bisa berumah tangga denganmu. Takdir kembali mempertemukan kalian, walaupun dalam keadaan Puspita yang saat ini, sedang tidak baik-baik saja. Tapi Tante yakin, dia akan membaik jika tahu kamu akan menikahinya setelah sadar nanti."
Dilema! Iya, tentu saja. Langit merasa kasihan kepada Puspita. Dia juga merasa bersalah karena dulu saat SMA, Langit yang meninggalkan Puspita. Hingga kecelakaan itu terjadi, Langit salah satu pemicunya. Seandainya saja Puspita tidak tahu dirinya akan menikah dengan wanita lain, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...