"Maafin aku, ya?"
Dua remaja yang masih memakai seragam abu-abu itu saling menggenggam tangan, mereka duduk di bangku taman belakang sekolah.
"Aku enggak apa-apa kok. Itu demi karier kamu." Suara perempuan bersurai panjang terdengar parau, dia terisak-isak.
"Kamu harus fokus sama kuliahmu, ya? Biar kita sukses sama-sama. Katanya kamu pengin jadi pengusaha sukses. Jadi wanita karier biar bisa keliling dunia." Sang pria berusaha menghibur, dia menyeka air mata gadis itu.
"Iya. Nanti kamu yang jadi pilotnya kalau aku mau keliling dunia." Dia berkata itu sambil tersenyum.
Merelakan cintanya demi cita-cita adalah hal yang tak mudah. Meski mereka harus saling melukai hati, tetapi masa depan lebih penting.
"Lang, nanti kalau kamu sudah jadi pilot, kamu akan menemuiku, kan?"
"Insyaallah. Nanti aku akan ajak kamu ke suatu tempat."
"Bener?"
Langit tersenyum, lalu mengangguk.
"Aku akan menunggu." Puspita menanamkan kesabaran dan keikhlasannya dalam hatinya.
Ini adalah keputusan mereka setelah lulus SMA. Langit mengambil jurusan penerbangan, dia akan tinggal di asrama beberapa tahun ke depan. Itu sebabnya dia tidak mau Puspita menunggu suatu hal yang tak pasti darinya. Langit memutusakan hubungan mereka secara baik-baik. Dia juga ingin Puspita fokus dengan kuliahnya dulu. Langit tak asal memutuskan hubungan mereka, dia sudah memikirkan matang-matang, dia hanya mau fokus menata masa depannya. Tak ingin menjadikan Puspita beban untuknya melangkah.
Saat matanya terpejam, ingatan menyedihkan beberapa tahun lalu itu tersemat dalam pikiran. Kedua mata Langit perlahan terbuka, dia melihat wanita yang dulu pernah dicintainya masih setia berbaring dan memejamkan mata. Langit tak habis pikir, mengapa jalan hidupnya menjadi begini. Rumit! Saat dia sudah menjalani hidup maju, justru masa lalu kini menahannya untuk bahagia.
"Ta, entah kamu mendengarku atau tidak. Tapi ada suatu hal yang aku ingin sampaikan kepadamu. Saat ini aku di fase ingin membahagiakan seseorang. Aku takut kehilangannya. Semoga aku tidak terlambat. Aku masih bingung, kenapa aku tidak mau jauh darinya apalagi sampai kehilangan dia. Aku tahu dia sebenarnya lemah dan membutuhkanku saat ini, dia enggak seperti kamu yang kuat dan tegar. Tapi, sekarang dia sok tegar, sok tidak membutuhkanku. Dia istriku, orang yang sepantasnya aku bahagiakan dan mulai belajar aku cintai." Langit mengambil napas dalam, dia menempelkan tangan Puspita di keningnya. Langit mengangis tersedu-sedu.
"Aku tahu kamu orang baik, Ta. Aku yang jahat. Maafin aku sudah egois. Aku enggak pernah tahu kalau kamu menungguku selama ini. Kenapa kamu enggak temui aku? Sekarang sudah terlambat, Ta. Dia yang memenangkan hatiku. Senja sudah berhasil mengalahkanku. Dia melumpuhkan hatiku yang selama ini tertutup rapat untuk siapa pun."
Sebanyak apa pun Langit berbicara, Puspita tidak akan mendengarnya. Meski Langit menggenggam tangan Puspita sangat erat, dia tidak akan merasakan. Pada dasarnya seseorang yang sedang koma walaupun sudah diberi rangsangan, tidak akan terasa. Kalaupun ada respons, respons tersebut hanya minimal, misalnya hanya mengerang kecil bila dicubit. Sebab bagian otak yang mengalami kerusakan pada penderita koma adalah yang mengatur kesadaran seseorang. Kerusakan tersebut dapat terjadi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...