"Lang!" seru Senja dari ruang tengah, dia sudah mencari Langit ke seluruh sudut rumah minimalis itu. "Ke mana sih?" gumamnya bingung, berkacak pinggang sembari mengedarkan pandangan.
Rumah dua lantai yang mengusung konsep minimalis terbuka, pada bagian depan rumah memanfaatkan dinding sebagai pintu dan jendela. Atap rata, dari sisi aestetis tampak cantik meskipun berukuran simpel. Taman kecil di depan rumah ditanami berbagai bunga di pot dan satu pohon mangga yang tidak begitu tinggi. Rumput hijau menciptakan suasana asri. Garasi terbuka menyambung langsung dengan teras yang tak begitu luas.
Tatanan rumah seluruhnya Langit pasrahkan kepada Senja. Furnitur pun sesuai yang Senja inginkan. Pikir Langit, dia jarang di rumah, yang akan sering di rumah Senja. Jadi, Langit ingin rumah itu bisa membuat Senja nyaman.
Jam dinding di ruang tengah menunjukan pukul 05.45 WIB. Tadi saat Senja keluar kamarnya setelah salat Subuh, dia tak melihat Langit. Kamarnya pun terkunci. Senja sudah mencarinya ke seluruh penjuru rumah, tetapi tak tampak batang hidung Langit. Dia berdecak kesal, lantas Senja kembali ke kamarnya. Saat Senja masuk kamar, ternyata ponsel dia di atas nakas berdering. Senja mengambil ponselnya dan melihat nama Langit di layar datar itu. Bergegas dia mengangkat teleponnya.
"Kamu di mana sih?" sahut Senja meninggikan suaranya.
"Salam dulu kek, langsung ngomel aja."
"Sorry. Asalamualaikum."
"Nah, gitu dong. Wa 'alaikumus-salam."
"Kamu di mana?" Senja mengulang pertanyaannya, kali ini dengan suara lebih lembut.
"Aku udah berangkat ke bandara tadi jam tiga. Ini lagi nungguin briefing. Nanti siang ada orang dari agen penyalur jasa PT Srikandi Mandiri datang ke rumah."
"Mau ngapain?"
"Mereka mengantar orang yang akan bantu-bantu bersihin rumah dan masak."
"Berapa orang?"
"ART-nya dua, cewek semua."
"Emang enggak cukup satu aja? Rumah sekecil ini, dikerjain sendiri bisalah."
"Enggak. Kasihan, nanti enggak punya temen kalau di rumah sendiri."
"Oke."
Telepon diputus Langit. Dia duduk sendiri di ruang briefing menunggu kru yang akan terbang bersamanya hari ini. Viona masuk ke ruang itu sediri.
"Lang, udah dari tadi?" tanya Viona langsung duduk di kursi tempat biasanya memimpin briefing.
"Lumayan, Bu."
"Oh, iya, selamat, ya, atas pernikahan kamu. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Sekarang kamu punya tujuan saat pulang, Lang. Maaf enggak bisa datang, waktu itu aku tugas malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...