Sudah dua hari ini Langit dinas. Rasanya sangat bosan tidak memiliki kesibukan. Perasaan sudah lama Senja tidak disibukan dengan pekerjaan kantor. Tebersit dalam pikirannya untuk kembali bekerja di kantor Baskoro.
"Selamat pagi, Mbak Lastri, Bu Sumi," sapa Senja ketika dia sampai di ruang makan.
"Selamat pagi, Bu," sahut Lastri dan Sumi bersamaan.
"Kalian masak untuk makan berdua saja, ya? Saya mau ke rumah Mama."
"Baik, Bu."
Setelah itu Senja keluar, mengendarai mobil menuju ke rumah orang tuanya. Sampainya di rumah, Senja langsung menemui Baskoro dan Ayu yang masih duduk di ruang makan.
"Sudah sarapan?" tanya Ayu sambil mencium pipi kanan-kiri Senja.
"Belum, makanya aku datang ke sini pagi," jawab Senja diiringi kekehan kecil. "Papa sehat, kan?" Senja mencium kedua sisi pipi Baskoro.
"Alhamdulillah sehat. Kenapa? Apa Papa kelihatan sedang sakit?"
"Tumben jam segini masih di rumah. Biasanya sudah ke kantor."
"Ooooh, Papa nanti agak siangan mau berangkat ke bandara."
"Emang mau ke mana?" Senja mendarat di kursi sebelah Ayu.
"Biasa, perjalanan bisnis. Sejak kamu tidak lagi membantu di kantor, kan Papa yang harus turun tangan sendiri."
"Aaaaah, Papa ... harusnya aku yang melakukan itu. Di usia Papa sekarang jangan terlalu cape, ya?"
"Kalau bukan Papa, terus siapa lagi?"
"Aku."
"Kamu kan sudah punya suami. Jadi, harus nurut sama suamimu. Kalau kamu sibuk kerja, siapa nanti yang akan memperhatikan suamimu?"
"Situasinya kan sekarang sudah membaik, Pa. Kebetulan kita bahas ini. Memang niatku datang pengin bicarain hal ini sama Papa."
"Kamu mau kembali mengurus perusahaan lagi, Ja?" tanya Ayu sambil mengulurkan piring berisi nasi goreng untuk Senja.
"Penginnya gitu, Ma. Dipikir-pikir kalau Langit sedang dinas aku di rumah enggak kerjaan, lama-lama jenuh." Senja berbicara sembari mengambil telur mata sapi.
"Kamu sudah diskusi sama Langit soal ini?" tanya Baskoro sudah selesai makan dan mengelap bibir dengan tisu.
"Belum sih, Pa."
"Lebih baik bicarakan dulu masalah ini sama Langit. Kalau Langit mengizinkan, baru Papa izinkan kamu kembali bekerja."
"Iya, Pa, iya."
Pagi itu banyak hal yang Senja bicarakan dengan Baskoro dan Ayu sembari menikmati sarapan.
***
Rumah tangga Langit dan Senja semakin harmonis. Keduanya bahagia karena merasa saling memiliki. Sudah dua hari Langit tidak pulang. Komunikasi mereka lancar. Bahkan sekarang Senja sudah berani menunjukan sisi lemahnya kepada Langit. Manjanya pun tidak tertolong lagi jika menginginkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...