Istimewa Yogyakarta

454 91 81
                                    

"Kap, ke hotel bareng, ya?" kata Najib sebagai kopilot yang mendampingi Langit seharian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kap, ke hotel bareng, ya?" kata Najib sebagai kopilot yang mendampingi Langit seharian tadi.

Mereka saat ini sedang di mobil jemputan khusus kru penerbangan. Biasanya jika pesawat parkir terlalu jauh dari terminal, ada mobil khusus yang menjemput mereka.

"Maaf, Jib, saya langsung ke hotel tempat istri saya menginap."

"Loh, Kapten Langit sudah menikah?" Seorang pramugari senior menyahut.

"Iya, sudah." Langit menjawab dengan ekspresi wajah datar, tanpa senyuman.

"Kok enggak ngetara kalau sudah nikah, ya? Kayak masih lajang," celetuk pramugari lain.

Langit hanya tersenyum sangat tipis. Hal seperti ini sudah biasa baginya. Godaan wanita dan hiburan malam sering menghampiri. Namun, Langit tidak tergoda. Dia hanya fokus pada hal-hal penting dalam hidupnya. Apalagi Langit bukan tipe yang suka kelayapan, nongkrong, apalagi melakukan sesuatu yang tidak jelas.

Sedangkan di hotel tempatnya menginap, Senja sudah selesai mandi. Dia bersiap ingin mencari makan malam bersama Rianti. Saat Senja keluar kamar, ternyata Rianti sudah menunggunya di depan pintu. Sengaja Rianti meminta kamar bersebelahan dengan Senja, agar jika Senja membutuhkannya, dia bisa cepat datang.

"Ri, kamu mau makan apa?" tanya Senja sembari menutup pintu.

"Saya ngikut Ibu saja."

"Saya pengin makan oseng mercon, Ri."

"Oseng mercon Bu Narti aja, Bu. Denger-denger sih itu pelopornya."

"Kamu tahu tempatnya?"

"Iya, Bu. Saya pernah makan di sana."

"Ya sudah, coba saya telepon Pak Langit dulu, dia sudah sampai mana."

Rianti mengangguk dan menunggu Senja menelepon Langit.

"Halo, Lang. Kamu sekarang udah di mana?"

"Ini di crew center. Bentar lagi ke situ. Kenapa?"

"Aku mau cari makan malam dulu sama Rianti."

"Kamu mau makan apa?"

"Oseng mercon Bu Narti."

"Udah, kamu tunggu di hotel saja. Enggak usah keluar-keluar. Bentar lagi aku ke sana."

"Tap—"

Senja menarik napas dalam, belum selesai bicara, Langit sudah memutus panggilannya.

"Kenapa, Bu?" tanya Rianti melihat Senja cemberut.

"Kita enggak boleh pergi sama Pak Langit, Ri. Suruh nunggu di sini."

Rianti manggut-manggut. "Ya sudah, Bu, kita tunggu saja."

"Kamu sudah lapar belum? Apa kita mau cari sesuatu dulu buat ganjal perut?"

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang