Menikah

534 82 20
                                    

Pagi ini suasana di ruang tamu kediaman Baskoro dipenuhi keluarga besar dari kedua belah pihak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini suasana di ruang tamu kediaman Baskoro dipenuhi keluarga besar dari kedua belah pihak. Langit dengan setelah jas yang seluruhnya putih; mulai dari kemeja, rompi, dasi hingga bawahannya, membawa kesan sakral yang kental, dipermanis saputangan gold di saku dada kiri jasnya. Dia duduk di depan Baskoro dan penghulu, kedua sisi—kanan dan kiri—ada saksi.

Kebaya brokat putih yang didesain dengan perpaduan tule dan renda sederhana, kerah U-neck-nya dibuat agak ketat, menjadi pilihan tepat untuk tubuh langsing Senja. Kaki jenjangnya terlihat ramping terbalut jarik batik cokelat. Dia duduk di sebelah Langit.

Kesan sakral dan aura tegang menyelimuti ruangan itu, sampai ijab diucapkan Baskoro, dan disahut kabul oleh Langit dengan sekali tarikan napas. Semua merasa lega setelah Langit dan Senja menandatangani dokumen pernikahan, buku hijau dan merah bergambar garuda telah dibumbui tanda tangan oleh keduanya, menandakan pernikahan itu sah di mata hukum dan agama.

Hati Senja dan Langit tiba-tiba dirasuki perasaan aneh, getaran yang menyentuh relung hati, mengakibatkan perasaan campur aduk. Apa itu penyesalan karena begitu cepat mengambil keputusan? Yang pasti, perasaan itu berkecamuk dalam dada mereka.

"Mas Langit, silakan dipasangkan cincinnya di jari manis Mbak Senja, ya? Terus, boleh dicium keningnya karena kalian sudah sah menjadi suami-istri," kata penghulu.

Langit dan Senja saling pandang, keduanya masih sama-sama terdiam. Sampai penghulu menyodorkan cincin emas putih di tengah-tengah mereka. Langit melihat dua cincin di kotak merah bertuk mawar, satu polos dan yang satu bermata berlian berbentuk oval.

"Silakan, Mas Langit," kata sang penghulu.

Tangan Langit sedikit gemetar dan berkeringat, saat mengangkat tangan kiri Senja, ternyata tangan wanita itu sangat dingin, mungkin dia gugup. Perlahan Langit mengambil cincing bermata berlian, lalu dipasangkan ke jari manis Senja. Saat itu ada rasa yang sulit dimengerti Langit, ada tanggung jawab baru yang siap dia pikul, meskipun pernikahan itu berawal dari ketidakseriusan dan di atas kesepakatan keduanya.

Hal yang sama dirasakan Senja, ketika dia menyematkan cincing emas putih polos di jari manis Langit. Kini dia sudah menjadi istri. Setelah keduanya memakai cincin, Langit mencium kening Senja. Awalnya canggung, tetapi saat bibir Langit menempel di keningnya, sekujur tubuh Senja terasa sejuk dan nyaman. Tepuk tangan riuh, segera Langit menarik dirinya dari depan Senja. Dia kembali duduk menghadap Baskoro.

***

Malam nanti resepsi di taman salah satu hotel bintang lima ternama di ibu kota. Tempat itu sudah dihias sedemikian rupa, bertabur bunga putih dan dekorasi serba putih, sesuai keinginan Senja. Katanya biar dapat kesan suci dan sakral.

Sebelum acara dimulai pukul 19.00 WIB, sore ini Langit dan Senja bersiap di salah satu kamar hotel. MUA tersoroh membantu merias wajah Senja, riasan wajah yang natural, tidak berlebihan, tentunya sesuai keinginan Senja.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang