Sengaja Senja memakai baju tidur yang setengah terbuka di bagian dada, membentuk V hingga memamerkan belahan dadanya. Saat Senja keluar dari kamar mandi, Langit yang duduk di kursi sedang membaca buku, otomatis pandangannya langsung tertuju padanya. Kedua mata Langit langsung melotot. Ini kali pertama Senja memakai baju tidur sangat minim.
"Eham!" Langit salah tingkah, dia mengalihkan pandangannya ke buku yang sedang dibaca.
Namun, konsentrasinya buyar saat Senja duduk di kursi depan meja rias, bagian bawah roknya terangkat, memamerkan paha yang mulus dan putih bersih. Lagi-lagi Langit berdeham, Senja mengulum bibir menahan tawa. Dia bersikap cuek, tetap memakai krim wajah sebagai ritual rutin sebelum tidur, pura-pura tak paham maksud dehaman Langit.
"Ja," panggil Langit yang merasa dehamannya tak direspons Senja.
"Apa sih?" Senja menoleh, memasang wajah sok jutek.
"Ngapain?"
"Biasalah! Pakai krim malam."
"Bukan itu."
"Terus?" Senja mengerutkan dahi.
"Ngapain pakai baju begitu?"
"Gerah."
"Di luar hujan, AC nyala, mana mungkin gerah?"
"Enggak suka?"
Langit mengembangkan senyumnya. Dia menggigit bibir bawah, lalu beranjak dari tempat duduk. Tanpa diduga, Langit langsung mengangkat Senja dan dipindahkan ke tempat tidur. Tubuh Senja tegang berada di bawah Langit.
"Sengaja menggodaku?" Langit mengerling dengan senyuman sangat manis, menggetarkan hati dan jiwa Senja.
"Jangan macam-macam, Lang."
"Emang kenapa? Kan aku suamimu."
Susah payah Senja menelan salivanya. "A-a-aku lagi datang bulan."
"Terus?"
"Aku cuma ngasih tahu kamu aja."
"Kenapa pakai baju terbuka?"
"Mmmm ... enggak apa-apa. Pengin aja."
"Kamu udah pengin?" Langit semakin mendekatkan wajahnya di depan wajah Senja. "Hm?" tanya Langit dengan bergumam, tetapi nadanya sangat lembut saat wajah Langit sudah sangat dekat, Senja menutup matanya rapat. "Kenapa tutup mata?" Suara Langit sangat lirih, membuat jantung Senja berpacu kencang. Tubuh Senja benar-benar sudah tegang, apalagi saat dia merasa tangan Langit mengelus pahanya.
"Lang, aku lagi dapat," ucap Senja tanpa membuka mata.
"Emang enggak bisa dengan cara lain?"
Seketika Senja membuka mata, melihat wajah Langit sudah sangat dekat dengannya, deru napas sampai terasa menyapu wajah Senja. Mungkin hanya dua sentimeter jarak wajah mereka. Saking tegangnya, Senja sampai menggigit bibir bawah. Hal itu memancing berahi Langit. Pelan tapi pasti, Langit menurunkan bibirnya di bibir Senja. Otomatis kedua mata mereka terpejam, menikmati decapan manis yang secara tak langsung saling bertukar cairan dalam mulut. Saat hasrat sudah sampai di ubun-ubun, suara ponsel bunyi nyaring. Konsentrasi keduanya langsung buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...