Melawan Restu

418 83 17
                                    

"Papa sudah cari pengacara untuk mengurus perceraian kamu sama Langit," kata Handoko saat mereka makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa sudah cari pengacara untuk mengurus perceraian kamu sama Langit," kata Handoko saat mereka makan malam.

"Pa, ini enggak sepenuhnya salah Langit. Aku kok yang bikin perjanjian itu. Aku juga yang ngetik kontraknya." Senja masih berusaha meyakinkan papanya agar memahami situasi mereka dulu.

"Kamu enggak usah bela dia terus, Ja. Sekali berbohong, dia akan terus berbohong! Ikuti saja prosesnya." Handoko sudah memutuskan dan jika itu terjadi makan tak ada satu orang pun yang bisa menghentikan keputusannya.

"Terus mau Papa apa sebenarnya? Dulu Papa menginginkan aku menikah sama Langit. Sekarang Papa juga yang ingin aku pisah sama Langit. Pernah enggak Papa berdiskusi denganku, minimal tanya apa mauku?"

"Itu dulu! Sebelum dia melukai hati Papa dan mengecewakan Papa! Papa tahu yang terbaik untukmu!" Handoko meninggikan suaranya.

"Kalau memang Papa tahu, sekarang aku tanya, apa Papa tahu mauku sekarang?" Senja menunggu jawaban dari Handoko.

Merasa situasi semakin panas, Ayu melerai, "Sudah, sudah, sudah! Kalian jangan bersitegang terus. Mama pusing jadinya."

"Anakmu itu sejak kenal Langit jadi pembangkang!"

"Kenapa Papa nyalahin Langit? Sudah waktunya aku menyuarakan isi hatiku. Selama ini Papa mengatur hidupku, menyetirku, aku diam dan aku menurut. Papa minta aku mengurus perusahaan batu bara, aku jalankan, Pa. Aku enggak pernah mengeluh, berusaha menikmati yang Papa arahkan. Sekarang biarkan aku memilih jalan hidupku!"

Senja dan Handoko saling pandang dengan sorot penuh amarah. Suasana semakin tegang terasa sangat kental di ruangan itu. Ayu pening mendengar pertengkaran mereka. Dia sampai memegangi kepalanya.

"Kamu mau kembali sama pria brengsek itu? Papa enggak sudi menganggapnya menantu lagi! Papa bisa mengenalkan kamu kepada pria yang jauh lebih pantas daripada dia."

"Ini bukan masalah pantas atau tidak pantas, Pa! Tapi hati! Aku sudah jatuh hati padanya!" Akhirnya Senja mengakui perasaannya, meski bukan kepada Langit, setidaknya orang tua dia harus tahu tentang isi hatinya.

"Hatimu enggak pantas untuk bajingan sepertinya! Dia tidak bisa membahagiakan kamu! Kamu cuma dipermainkan sama dia. Kalau kamu tetap sama Langit, sampai kapan pun hidupmu akan menderita." Handoko masih tertutup oleh amarah dan kekecewaannya.

"Sudah, cukup!" Ayu menggebrak meja, dia berdiri lalu menarik Senja untuk meninggalkan ruang makan.

Handoko menyandarkan punggungnya, dia menarik napas dalam dan mengembuskan kasar.

"Aku selama ini sudah mengalah sama Papa, Ma." Suara Senja parau, menahan tangisannya.

"Iya, Mama tahu."

Ayu mengajak Senja ke taman belakang untuk menenangkan diri. Mereka duduk di tepi kolam renang.

Setelah Senja tenang, Ayu pun bertanya, "Mama boleh tahu, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu sama Langit?"

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang