Cantik dan tampan. Malam ini Langit dan Senja menjadi pusat perhatian. Selain diketahui mereka adalah pengantin baru, ini kali pertama Senja mengajak Langit ke muka umum. Lebih tepatnya ke acara yang didatangi oleh rekan bisnis dan para pengusaha muda. Tak sedikit dari para pengusaha muda itu menginginkan Senja menjadi istrinya dulu. Langit tampak kesal karena beberapa pria tampan terus memandang Senja dengan tatapan memuja. Dia melingkarkan tangannya posesif di pinggang Senja.
"Jangan lama-lama, habis nyalami pengantin, kita pulang," bisik Langit risih di situasi yang menurutnya tidak nyaman itu.
"Kenapa? Enggak enak dong kalau kita pulang acara belum selesai."
"Enggak nyaman aku di sini. Bukan duniaku."
"Iya."
Saat Senja dan Langit turun dari pelaminan, setelah memberi selamat kepada mempelai, Senja berpapasan dengan beberapa rekan bisnisnya. Basa-basi dan membicarakan bisnis sebentar. Langit merasa dicuekin. Apalagi yang mengajak ngobrol Senja kebanyakan usianya sebaya dengan Senja. Ditambah Reno datang bergabung bersama mereka.
Ketika Senja sedang asyik mengobrol, Langit melepas pinggangnya. Dia benar-benar muak di tempat itu. Tanpa bicara apa pun Langit meninggalkan Senja dan memilih menunggunya di mobil. Setelah cukup lama mengobrol, Senja menoleh ke sampingnya, baru sadar jika Langit sudah tidak ada. Dia tolah-toleh mencarinya.
"Cari siapa, Ja?" tanya Reno melihat raut kebingungan Senja.
"Lihat suamiku enggak?"
Rekan-rekan yang tadi mengobrol dengan Senja malah saling tatap dan bingung. Senja berdecak sebal, dia melangkah lebar keluar dari gedung diikuti Reno. Sampai di lobi, Reno menahan tangannya.
"Ja, aku antar pulang, ya?"
"Maaf, Ren, aku tadi sama Langit." Senja melepas tangan Reno dari pergelangan tangannya.
Dari dalam mobil Langit melihat hal itu. Emosinya naik sampai ke ubun-ubun, entah mengapa dia sangat tidak suka setiap Senja dekat dengan Reno. Langit menyalakan mobilnya, menjalankan ke depan lobi. Senja yang sadar kedatangan mobil Langit, langsung berpamitan dengan Reno. Tak membuang-buang waktu lagi, Senja masuk ke mobil. Wajah Langit mengeras, tatapannya tajam, dan aura kemarahan terasa. Senja memilih diam.
Tak ada obrolan sedikit pun di dalam mobil. Langit juga sama sekali tidak memandang Senja, tatapannya fokus ke jalan. Sampai rumah, Langit masih membisu. Dia langsung berlari ke kamar, meninggalkan Senja. Karena dari siang Senja belum makan dan di tempat acara tadi dia juga tidak sempat menyentuh makanan sedikit pun, akhirnya dia langsung ke ruang makan.
"Mbak Lastri, masak apa?"
"Semur daging, Bu. Sama sambal goreng kentang."
Senja membalikkan piring yang sudah disiapkan di depannya. Dia ingin mencentong nasi, tetapi bertanya lagi kepada Lastri, "Pak Langit sudah makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomanceGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...