Cincin Warisan Keluarga

440 80 27
                                    

"Lang," seru Senja saat mereka ingin beranjak tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lang," seru Senja saat mereka ingin beranjak tidur.

"Apa, Ja?" Langit memutar tubuhnya, miring menghadap Senja yang terlentang.

"Minggu aku dapat undangan pernikahan klien bisnis."

"Iya, terus?"

"Kamu ..." Senja agak ragu ingin mengatakannya, "libur enggak?"

"Aku belum tahu, Ja, jadwalku masuk rest period atau duty free."

"Bedanya apa sih? Enggak paham deh."

"Kalau rest period itu jadwal istirat, cuma setengah hari sih sebelum aku dapat jadwal penerbangan berikutnya. Kan flight time normal itu sembilan jam, yaaaa ... sekitar empat kali PP-lah. Habis itu rest periode dulu, baru lanjut terbang. Bisa aja aku pas di kota lain. Enggak tentu, Ja."

"Terus aku ke kondangan sama siapa dong kalau kamu enggak libur?"

Langit mengedikkan bahu. Sejenak Senja berpikir, lalu mendapat ide. "Kalau kamu enggak bisa, entar aku ajak Reno aja deh."

Secepat kilat Langit menoleh Senja. "Aku usahain dulu, Ja. Emang penting banget, ya? Harus datang?"

"Iya. Dia itu klien lama perusahaan Papa. Enggak enak kalau enggak dateng."

"Iya sudah, entar aku minta sekalian day off deh kalau bisa."

Setiap perusahaan berbeda-beda, di perusahaan Rajawali Airlines day off atau hari libur dalam sebulan diberikan waktu delapan hari. Mengingat bahwa penjadwalan awak pesawat tidak mengenal hari maka dalam sistem dipergunakan satu hari penjadwalan, dihitung dua puluh empat jam, sedangkan day off dihitung berdasarkan hari kalender (00:00 sd 23:59). Day off ini juga diberikan untuk penjadwalan awak pesawat multi-days duty (dinas menginap) dengan pola perhitungan sekitar dua per lima kali jumlah hari dinas dalam satu penjadwalan—dari dua sampai delapan hari day off.

"Eh, Lang," Senja mengambil sesuatu di laci nakas, "nih!" Dia mengulurkan benda itu kepada Langit.

"Kenapa dikasih aku?"

"Jadi, kemarin pas kita ngerayain ulang tahunku di restoran Mama, beliau ngasih ini ke aku. Katanya sih cincin turun-temurun dari semua generasi keluarga kamu."

"Ya sudah pakai aja."

"Tapi, Lang, aku enggak bisa."

"Kenapa?"

"Kita kan cuma nikah kontrak. Kamu simpan aja buat wanita pilihanmu nanti." Saat Senja berkata itu tiba-tiba hatinya seperti ada yang mencubit, terus aliran darahnya terasa lebih cepat dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kalau cincin ini aku pakai, entar aku merasa punya utang sama keluargamu. Nih!" Senja mengulurkan kotak cincin beludru merah kepada Langit.

Sambil menerima kotak itu, Langit menatap kedua mata Senja yang berkaca-kaca, tetapi bibirnya tersenyum. Apa arti semua itu? Langit tak dapat mengerti, kadang tatapan Senja biasa saja baginya, tetapi kadang dia merasa Senja menyembunyikan sesuatu di balik senyumnya.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang