Terbongkar

502 88 24
                                    

Ponsel Langit terus berdering, sangat mengganggu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel Langit terus berdering, sangat mengganggu!

"Lang, ponsel kamu berisik! Aku enggak bisa tidur." Senja menutup telinganya dengan bantal. "Angkatlah dulu!" Dia sangat kesal, pasti telepon itu ada hubungannya dengan Puspita.

Wajar tidak sih kalau dia cemburu dengan masa lalu Langit? Apalagi Senja tahu jika wanita itu masih sangat mengharapkan Langit. Bahkan sekarang orang tua wanita itu meminta Langit menikahinya. Sebagai istri yang sah, walaupun ada kontrak pernikahan di antara mereka, Senja merasa tidak dihargai.

"Biarin aja." Langit tak peduli, dia semakin mengeratkan pelukannya pada Senja dan menyembunyikan wajah tampannya di sela-sela leher Senja.

Berulangkali panggilan itu masuk, hati Senja sudah panas ditambah dengan suara berisik yang membuatnya terusik.

"Aku terganggu!" Senja bangun, lalu mengambil ponsel Langit. Nama Violet terpampang di layar itu. "Bener kan kataku. Ini telepon dari dia!" Senja melempar ponsel itu sampai mengenai dada Langit.

"Sakit," kata Langit langsung bangun sambil memegangi dadanya.

"Sekarang kamu harus tegas, Lang. Sebenarnya kamu penginnya bagaimana? Tiba-tiba kamu datang padaku, tampa tujuan yang jelas. Tapi, kamu juga masih mengurusnya. Kalau mau sama dia, aku enggak apa-apa. Tinggalin aku, jangan buat harapan palsu untukku." Suara Senja mulai bergetar, pandangannya mengabur, air mata siap meluncur.

Karena terdengar keributan mereka sampai ruang tengah, mengundang penasaran, Ayu dan Handoko menguping perdebatan itu di depan pintu kamar Senja. Niat mereka hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga putrinya, tanpa ingin ikut campur.

"Harapan apa yang kamu mau dariku, Ja?"

Bibir Senja mengatup rapat. Dia ingin sekali meminta harapan lebih kepada Langit, bukan sekadar menjadi istri kontraknya semata. Senja pengin dianggap istri sungguhan, menjadi wanita satu-satunya yang Langit jaga dan cintai. Namun, entah mengapa sangat sulit sekali Senja mengeluarkan kata-kata itu. Hanya air mata yang bisa Senja berikan kepada Langit.

"Tanpa kamu bicara, aku enggak akan pernah tahu mau kamu, Ja. Air mata bukan jawaban yang aku minta."

Langit mengulurkan tangan, ingin menghapus air mata Senja. Namun, ditepis kasar.

"Aku enggak minta apa pun dari kamu. Pergilah!" Senja membalikkan badan, kedua bahunya naik-turun, menandakan bahwa tangisan Senja semakin menjadi.

"Enggak mau. Aku pengin di sini sama kamu."

"Pergi!" usir Senja dengan suara lantang.

"Aku enggak akan pergi sebelum mendengar harapanmu padaku, Ja."

"Lang," Senja membalikkan badan, tak kuasa menatap mata Langit yang merah karena menangis, "aku enggak berhak meminta apa pun dari kamu. Kamu cuma suami sementaraku! Kita cuma nikah kontrak!"

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang