Go To Cappadocia

626 75 0
                                    

"Hati-hati, ya, kalian?" pesan Ayu antara was-was dan bahagia saat berpamitan dengan putri dan menantunya di bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati-hati, ya, kalian?" pesan Ayu antara was-was dan bahagia saat berpamitan dengan putri dan menantunya di bandara.

"Iya, Ma." Senja melepas pelukannya dari Ayu.

"Kalau sudah sampai, kasih kabar," sambung Hana membelai wajah cantik Senja.

"Iya. Mama tenang saja. Insyaallah kami akan baik-baik saja sampai kembali ke sini," ujar Senja yang tak melepas senyuman terbaiknya.

Tadi mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 20.00 WIB. Sebab pesawat mereka nanti akan lepas landas pada pukul 21.40 WIB. Langit yang terbiasa dengan penerbangan, yang kali ini dia menjadi penumpang, mengusahakan sudah siap di bandara minimal satu jam sebelum keberangkatan untuk menghindari ketinggalan pesawat.

"Tolong jagain Senja, ya, Lang?" pesan Handoko saat memeluk Langit.

"Iya, Pa. Pasti."

Langit beralih ke Surya, lalu memeluknya. "Jaga kesehatan kalian di sana," bisik Surya.

"Iya, Pa."

Ketika semua sudah dipamiti, Langit merengkuh pinggang Senja. Mereka masuk ke pengecekan tiket, sambil melangkah, Senja dan Langit melambaikan tangan ke arah orang tua mereka. Rasanya hampir tak percaya, beberapa jam ke depan impian Senja akan terwujud. Sebelum masuk ke pesawat, baru sampai di garbarata, Senja menghentikan langkah Langit.

"Kita foto dulu yuk!" ajak Senja langsung menggandeng lengan Langit dan menghadapkan ponselnya ke depan wajah mereka.

Senja melihat hasilnya, dia sudah tersenyum cantik, tetapi wajah Langit masih saja datar.

"Sekali lagi, tapi kamu senyum, ya?" pinta Senja kembali mengangkat ponselnya dan mengarahkan layar flat itu di depan wajah mereka.

Senyum Langit tipis, tetapi sangat berkarisma dan tentunya tampan. Tak perlu mengeditnya, tuk yang pertama kali dia meng-upload foto bersama Langit di akun Instagram-nya. Dibumbui caption 'Go to Instabul'.

"Udah, kan?" tanya Langit dan langsung dijawab anggukan oleh Senja. "Ayo!" ajak Langit merangkul bahu Senja posesif.

Senyum simetris pramugari Turkish Airlines Boeing 777TK 57 di depan pintu boarding menyambut Langit dan Senja. Dengan sikapnya yang cuek dan dingin, Langit tak menghiraukan senyuman wanita-wanita cantik tersebut. Senja yang membalasnya dengan sapaan dan senyum ramah. Mereka pun duduk di kursi bisnis sesuai dengan angka yang ada di tiket. Tempat duduk Langit dan Senja berada di tengah, mereka bersebelahan.

Di Turkish Airlines hanya ada dua kelas, yaitu ekonomi dan bisnis. Kursi kelas ekonomi pesawat ini memiliki tata letak 3-3-3, standar industri, di bagian belakang pesawat. Ini dilengkapi dengan kursi berlapis kain warna abu-abu dan merah, dengan bantal merah dan sandaran kepala kulit yang dapat disesuaikan.

Lain halnya dengan kursi yang diduduki Langit dan Senja saat ini. Karena mereka memilih bisnis, kursinya model stelia aerospace—bentuk kursi ovel, setengah lingkarang—dipasang dalam tata letak 1-2-1 dengan tujuh baris karena di kelas bisnis hanya ada 30 kursi dengan akses lorong langsung—cukup untuk satu orang berjalan—dan privasi terjaga.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang