Ayu mengizinkan Senja tinggal bersama Langit. Dia tidak peduli Handoko melarang, bahkan memarahinya. Yang penting bagi Ayu adalah kebahagiaan Senja dan Langit. Beberapa hari Ayu mendiamkan Handoko. Bicara seperlunya saja dan bersikap dingin.
Selesai makan malam, Ayu beranjak pergi ke kamar, tanpa mengajak Handoko. Sedih sekali melihat sikap istrinya yang cuek dan terkesan tak lagi perhatian padanya. Jangankan Ayu, Senja saja sekarang tidak mau mengangkat teleponnya.
Apa yang Papa lakukan sebenarnya ingin melindungi kamu, Ja. Papa tidak mau harga dirimu direndahkan Langit. Kenapa malah kamu sama Mama sekarang mendiamkan Papa? Kamu lebih memilih dengan pria yang jelas-jelas pernah mengecewakanmu dan menjatuhkan harga dirimu. Handoko hanya dapat membatin sambil mengelus dada.
Berarti dia belum memahami perubahan situasi saat ini, bahwa Langit dan Senja sudah saling mencintai. Harus dengan cara apa menyadarkan Handoko? Padahal anak dan istri mendiamkannya berharap Handoko membuka hati untuk menerima Langit. Handoko meninggalkan ruang makan, dia menyusul Ayu ke kamar. Namun, saat pintu dibuka, dia melihat Ayu sedang video call dengan Senja. Mereka tertawa cekikian. Dari layar ponsel Ayu, terlihat jelas di pandangan Handoko jika Senja tampak bahagia, bahkan terdengar suara Langit yang sedang mengadu manja pada Ayu.
"Jewer aja kalau susah dibilangin, Lang."
"Iiiih, aku mah kalau dibilangin nurut, Ma. Dia tuh yang bandel," sahut Senja ,mencolek pinggang Langit hingga tubuh pria kekar itu menggeliat, menciptakan gelak tawa Ayu.
"Sudah, sudah, sudah. Besok ngobrol lagi. Kalian istirahat aja."
"Aduh, Ma, baru juga jam setengah delapan. Aku juga belum makan. Aku di sini enggak dikasih makan Langit, Ma."
"Eeeeh, enggak, Ma," sangkal Langit cepat, terdengar jelas kikihan Senja. "Ngawur kamu kalau ngomong." Langit langsung menegur Senja. "Tadi dia ngajak makan di luar, katanya pengin makan cap jay langganannya, Ma. Tapi tutup. Ditawarin makanan lain enggak mau. Tahu tuh, Ma! Susah makan sekarang."
"Coba kamu suapin, Lang. Pasti mau."
"Emang aku bayi, Ma?" sahut Senja cepat.
"Emang kamu bayi besar, kan?" timpal Langit mendapat pukulan kecil di lengannya dari Senja.
"Ya sudah, sana makan dulu kalian."
"Iya, Ma," sahut Senja dan Langit bersamaan.
"Oh, iya, Langit dinas kapan, Nak?"
"Insyaallah nanti malam, Ma. Jam satu berangkat."
"Ya sudah, kalian makan dulu, habis itu Langit tidur. Biar enggak ngantuk nanti."
"Iya, Ma."
Video call diakhiri Ayu. Saat memutar tubuh, Ayu melihat Handoko sudah berdiri di belakangnya. Ayu cuek, dia melewati Handoko dan meletakkan ponsel di nakas. Dari belakang Handoko memeluk Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)
RomantikGilang Langit Ramadhan adalah pilot muda berusia 33 tahun dengan jam terbang tinggi, dia masih ingin menikmati pekerjaannya, tetapi orang tua Langit sudah gelisah lantaran putra keduanya itu tak kunjung menikah padahal teman-teman seusianya sudah me...