Chapter 13

4.3K 218 16
                                    

Budayakan vote sebelum baca!

***

"Lihatlah anak ini, tak pernah betah di rumah. Main terus kerjanya. Mau sampai kapan kamu seperti ini, Liam?" ujar Andrea. "Coba kamu lihat adikmu. Kamu harus menyontohnya."

Mendengar ucapan Andrea, Liam hanya bisa memutar matanya jengah. Ini bukan kali pertama ibu tirinya berkata seperti itu.

Sara yang duduk di samping Andrea pun tertawa melihat tingkah Liam. Tingkah Liam yang seperti itu sudah amat di hafalnya. "Mom, sudahlah. Liam sudah besar, biarkan dia menentukan apa keinginannya. Lagipula.. "

"Mom, Pa. I'm home" Tian masuk bersama Rosa. Tangan wanita itu tak henti basah karena gugup meski berkali-kali kekasihnya meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja.

"My son, akhirnya kamu sampai juga. Bagaimana harimu? Kamu pasti lelah. Come, kita langsung.. tunggu, Ini.. "

"Mom, kenalkan..." Tian mengambil langkah ke samping agar Mamanya bisa bertatapan dengan kekasihnya."Ini Rosa, calon istriku".

Raut wajah Andrea mendadak keras. Pun dengan Liam dan Sara. "Apa maksudnya, sayang? C-calon istri?".

Peka terhadap situasi yang ada, Adam, ayah dari kekasih Rosa berkata, "Why don't we eat dinner first? Papa yakin kalian semua pasti sudah lapar."

***

Makan malam berjalan lumayan damai meski ada sedikit kekakuan antara mereka.

Saat di meja makan, Andrea asyik bercengkrama bersama Sara membicarakan tetang resep kue kering terbaru yang Andrea temukan di majalah langganannya.

Liam, Tian dan Adam sibuk membicarakan masalah pekerjaan. Meski Andrea sudah bilang kalau tak ada yang boleh membahas masalah pekerjaan di meja makan tapi mereka tetap melakukannya.

Diantara percakapan antara ayah dan anak, terkadang Tian mendapati Liam hilang konsentrasi karena sibuk menatap kekasihnya. Hal itu membuatnya jengah.

"Jadi keputusanmu sudah bulat ingin melanjutkan kuliahmu ke luar negeri, Sara? Mengapa tidak di dalam negeri saja? Bagaimana kalau nanti Mommy rindu?" Tangan lembutnya mengusap rambut Sara penuh kasih sayang.

"Sara mau lanjut kuliah? Kemana? Kok tidak beri tahu aku?" Tanya Rosa.

"Bagaimana aku mau beri tahu kalau kekasihmu itu terus memonopolimu?" Sara terkikih menatap kedua pasangan yang sedang di mabuk asmara itu. "Ayolah, Tian. Kekasihmu itu tidak akan kabur. Untuk apa dijaga seketat itu? Beri dia ruang gerak sedikit".

"Tunggu, apa kalian saling kenal?" Tanya Andrea. Arah pandangnya berpindah-pindah antara Sara dan Rosa.

"Iya, Mom. Rosa ini roommate yang waktu itu pernah aku ceritakan."

"Ah, yang tinggal sama neneknya itu?"

"Iya, nyonya. S-saya Rosa, teman dari Tian dan Sara"

"Calon istri, sayang." Tegur Tian. Lelaki itu menatap kekasihnya dengan pandangan penuh cinta. Melihat gelagat sang calon istri yang gugup membuat jiwa protektifnya bangun.

Dari jauh, dapat Tian lihat jika mata kakak tirinya terpusat pada gadis yang duduk di sebelahnya. Matanya menggelap seiring Rosa membenahi pernyataannya yang salah.

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang