Chapter 28 - Season 2

2.8K 221 28
                                    

Andai kalian tahu betapa komen kalian itu benar-benar bikin mood para author meroket, mungkin kalian akan komen tiap paragraf.

Jadi jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah, dan leave komen yang banyak ya 💋

Jadi jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah, dan leave komen yang banyak ya 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Previously :
Rosa menatap keluar jendela. Dari tempatnya, Rosa dapat melihat bocah kecil yang melambaikan tangannya riang. "Mama.. mama.." di tangannya terdapat satu lembar kertas bergambar dirinya dan mamanya. Dan juga gambar beberapa bunga mengelilingi dua gambar manusia stik.

Eros punya mama, ya, nak. Hanya mama yang Eros butuh. Hanya Eros yang mama butuh.

——––

In Bed chapter 28

Seminggu setelah kedua belah pihak sepakat dan menandatangani kontrak, Rosa resmi bekerja di kantor Maxwell E.T. yang terletak tak jauh dari rumahnya tinggal. Tapi bukan itu masalahnya.

Saat ini dia terpaksa ikut Liam ke Jerman karena pria itu ingin terus up to date masalah perkembangan cabang perusahaan yang baru akan meletakkan batu pertamanya minggu ini. Alasan yang sangat tidak masuk akal bagi Rosa. Dia terpaksa meninggalkan Eros dan menitipkannya pada Daniel.

Terjadi drama panjang perpisahan antara Rosa dan Eros. Bocah kecil itu terus merajuk, entah tidak mau makan, atau terus merengek pada Rosa hingga membuat dirinya tak tega meninggalkan anaknya. Memang seumur-umur baru ini pertama kalinya mereka berpisah dalam waktu yang lama. Tiga hari memang terasa sekejap. Tapi bagi Rosa, saat berpisah dengan Eros maka tiga hari serasa satu tahun.

"Iya, sayang. Nanti dibawain oleh-oleh. Kamu mau apa?" Ujar Rosa. Dirinya berusaha setenang mungkin, agar seseorang di ujung sambungan pun ikut tenang. "pulangnya masih besok, sayang. Kamu yang sabar, ya. Jangan lupa makan yang teratur."

Rosa terus memanggil sayang pada lawan bicaranya. Liam yang sedari tadi berdiri di belakang wanita itu otomatis meradang. Dirinya bagai mata-mata yang pergerakannya tak terdeteksi sedikitpun sehingga Rosa tidak merasa ada yang mengawasi.

"Ok. Ba-bye" Rosa tersenyum puas menatap layar yang menghitam menampilkan pantulan wajahnya yang berseri. Perasaan hangat dalam dadanya selalu menjadi pengingat jika dirinya baik-baik saja. Dirinya bahagia saat ini. Dan seterusnya dia yakin begitu.

"Sayang?" Suara khas Liam menggema. Rosa seketika terperanjat, berbalik menatap pria di belakangnya.

"Liam?" Matanya berkerut tak suka. "Sejak kapan kamu hobi nguping pembicaraan orang?"

"Siapa dia?"

"Siapa?"

"Yang kamu telepon tadi siapa? Yang kamu panggil sayang" nadanya sedikit meningkat. Tanpa sadar, tangannya terkepal di balik saku celananya.

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang