Chapter 16

3K 171 9
                                    

Budayakan vote sebelum baca!

---

Previously :

"Kalaupun bukan memang mengapa? Sekarang jaman canggih. Kalaupun nanti aku ragu, yang harus kulakukan hanya tinggal tes DNA. Beres".

---

In Bed Chapter 16

I, Rosalina Joseph, take you Christian Maxwell to be my lawfully wedded husband. Aku terima dengan segala kekurangan dan kelebihanmu, seperti aku menyerahkan segala kekurangan dan kelebihanku. Di hadapan para saksi aku bersumpah untuk terbuka padamu, berbicara semua kebenaran atas nama cinta. Aku berjanji untuk terus mencoba untuk jadi yang terbaik. Aku berjanji untuk menghormati dan memerhatikanmu. Aku memilihmu sebagai sosok yang akan selalu berada di sisimu dan menghabiskan sisa waktuku hingga akhir hayatku" mata Rosa menatap lekat mata pria yang telah bersumpah setia padanya beberapa saat yang lalu.

"I pronounce you as a man and wife. You may kiss the bride"

Kedua tangan mereka saling bertaut. Menggenggam erat seolah hanya maut yang dapat memisahkan mereka. Tian tersenyum bahagia, pun Rosa. Bibir Tian mengecup bibir wanitanya. Istrinya.

Tak banyak yang hadir dalam acara tersebut. Mereka membuat janji dalam suasana yang sakral. Hanya mempelai, wali, 2 orang saksi hakim dan pastur.
Nenek Rosa adalah satu-satunya kerabat dari mempelai wanita yang hadir. Dari bagian Tian pun hanya Adam dan Andrea yang hadir.

Liam tak hadir karena dirinya harus mengurus perusahaan Maxwell di Italia. Sedangkan Sara melanjutkan kuliahnya di Kanada.

Bahkan jika keduanya hadir pun, tak akan ada yang bisa membuat Tian membatalkan pernikahannya dengan Rosa.

***

1 tahun kemudian.

Entah ada angin apa, pagi itu Andrea mengajak Rosa pergi ke acara arisan teman-teman sosialitanya. Rosa tentu saja senang dengan itu. Sudah lama dia berharap jika mertuanya merangkulnya layaknya anak.

Bagai punuk merindukan bulan, apa yang di lakukan Andrea di sana jauh dari ekspektasi Rosa saat Andrea tidak membelanya di hadapan kawan-kawannya.

"Udah isi belum menantumu, Andrea?" Tanya Liza. Wanita itu adalah seorang istri dari pemilik perusahaan jaringan telekomunikasi terkemuka di kota.

"Belum nih, Liz." Jawab Andrea singkat sambil melirik menantunya yang sibuk menyiapkan teh hangat di dapur.

"Apa jangan-jangan dia infertil kali. Udah di cek di obgyn belum? Mumpung-mumpung nih ya.." mata Liza melirik sekitar, memastikan jika yang dengar hanya dirinya dan Andrea.

"Mumpung apa?"

"Mumpung baru satu tahun. Nanti nyesel loh kalo di tunda-tunda"

"Menurut saya sih mending ke dokter Singapura, Bu. Tuh lihat anaknya Bu London. Baru nikah tiga bulan kemarin, udah hamil hampir 12 Minggu. Hebat, kan?" Sahut Dahlia yang ternyata menguping pembicaraan mereka sedari tadi.

"Permisi. Silahkan di nikmati camilannya. Maaf kalau kurang berkenan. Masih pemula" ujar Rosa. Dia menurunkan nampan yang berisi 5 cangkir teh hangat di meja.

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang