Chapter 12

5.9K 231 8
                                    

Budayakan vote sebelum baca!

***

In Bed Chapter 12

Sesaat pandangan mereka bertemu, Tian berkata. "Rosalina Joseph, will you marry me?".

***

"K-kamu lamar aku?" seketika itu juga mata Rosa terbuka. Rasa kantuk yang menderanya dalam sekejap menghilang. "Kamu serius lamar aku, Tian? Kamu tidak sedang dalam keadaan mabuk, kan? Atau kamu sedang mengigau sekarang?"

"Astaga, kamu cerewet sekali, My Love. Saya tidak sedang mabuk, apalagi mengigau." Tian tersenyum menatap raut Rosa yang kebingungan. Entah apa yang mendorong pria itu melamar Rosa malam ini. Entah karena kejadian kemarin malam atau karena pernyataan cinta Rosa yang telah Tian tunggu sejak dulu. "You know how much I love you, right?"

"A-aku tahu. Tapi nikah, kamu serius mau nikah sama aku? Apa mommy kamu akan setuju kalau kamu nikah sama aku, sayang? Aku sedikit skeptis sama itu. Lalu nenek aku.."

"I already ask her permision and she granted. Nenek kamu adalah orang yang paling dekat sama kamu dan dia setuju asal kamu bahagia. So the question is, apa kamu bahagia sama saya?"

Apa aku bahagia?

Setelah apa yang terjadi semalam, setelah dengan gamblangnya aku membayangkan jika yang bercinta denganku adalah pria lain. Apa aku bahagia?

Tian menyelipkan helai rambut Rosa ke belakang telinganya. Tangannya berhenti di ceruk lehernya dan ibu jarinya menyapu pipi lembut wanita itu. Dia menatap manik Rosa yang sedikit berkabut, tenggelam dalam imaginya sendiri.

"Tian, Aku.. Tidak bisa.. " Rosa dapat melihat ekspresi kesakitan pada raut wajah Tian seketika itu juga. Bagaikan ribuan jarum menghujam jantungnya, bibirnya menganga tidak percaya jika belahan jiwanya ini menolaknya.

Ada rasa bersalah muncul di hati Rosa melihat itu. Sedih rasanya menyakiti orang yang sudah menaruh harapan besar padanya.

Baiklah, mungkin ini yang terbaik.

Rosa menarik napas dalam, lalu menjawab "Aku tidak bisa terima kamu, Tian. Bagaimana bisa kamu melamar seorang wanita begitu saja." senyumnya.

"W-wha.. "

"You should bring me diamond ring, you know? the big one."

"S-saya"

"Seenggaknya kamu harus kasih aku cincin berlian, atau menghias kamar ini penuh taburan bunga mawar yang sesuai dengan namaku. How unromantic" cibirnya menggoda.

"My love.. Saya.. "

"Pffft..Oh astaga, Tian. Maafkan aku, aku hanya menggodamu. Oh tuhan, wajahmu terlihat begitu lucu. Harusnya aku foto tadi" ujar Rosa di tengah tawanya.

"My love, saya sedang serius"

"I know, Tian. Aku hanya ingin kamu relax saja. Wajahmu terlihat sangat tegang tadi. Tapi aku juga serius, loh. Aku ingin cincin yang berliannya besar".

"Sejak kapan kekasihku ini jadi materialis seperti ini?"

"Sejak.. I don't know. Maybe sejak aku terima lamaran dari calon CEO-nya Maxwell corp. kali, ya?"

"My love, calon CEO-nya itu ada dua. Kalau bukan Liam, ya saya. Jadi Liam juga lamar kamu, huh?" balasnya balik menggoda.

Rona bahagia mulai terpancar dari raut Tian. Semenjak dia mendengar Rosa meminta cincin Berlian, dia tau kalau lamarannya sudah diterima. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Semua keraguan yang selama ini berkubang di pikirannya kini menguap sirna. Dapat dipastikan jika pertarungan batin antara dia dengan kakak tirinya telah dia menangkan.

Rosa memilihnya. Rosa-nya menerima pinangannya.

"Idih, amit-amit banget. Kamu kalau bercanda jangan kelewatan gitu dong, sayang." cebik Rosa kesal. "Ngebayangin aja sudah bikin aku gimana gitu.. "

Liam lamar aku? Haaa.. Jangan mimpi..

"Lagipula, my love. Liam yang kemungkinan besar akan jadi calon penerus papa. Dia anak tunggal Maxwell, sedangkan aku hanya anak tiri. Yah meskipun papa memberi izin saya untuk menggunakan nama Maxwell di belakang nama saya, tetap saja status saya anak tiri."

"Ok kalau gitu, aku ralat pernyataan aku. Aku jadi materialis sejak aku terima lamaran  kekasihku, Christian Maxwell, yang tampan, baik hati dan sayang banget sama aku. Happy?"

"Ooo.. Jadi lamaran saya diterima?" tanyanya sedikit menggoda.

"Kurang jelas?"

"Crystal.. So clear" Tian menarik tengkuk Rosa, melumat habis bibirnya hingga mereka berdua kehabisan napas.

***

"What now? Mengapa kamu jadi sering melamun begini, sih? Apa penampilan aku ada yang salah? Apa jangan-jangan makeupku terlalu berlebih? apa bajunya yang terlalu simple?" Racau Rosa merapihkan tatanan rambutnya. Tangannya lembab saking gugupnya.

"Kamu harus mulai bedakan mana melamun mana yang terpesona. Saya saat ini sedang terpesona." wajah Rosa seketika memadam. Sungguh pandai sekali prianya memujinya. Bolehkah saat ini aku memanggil Tian sebagai pria-ku? Milikku seorang?

"Sudah ah. Kamu ini" tangan Rosa mengibas-ngibaskan mencoba meredam panas wajahnya. "Ayo kita keluar. Sara dan Liam pasti sudah sampai dari tadi."

"Yakin sudah tidak gugup lagi, my love?".

"You tell me" Rosa menghela napas panjang. Tangannya di gosok-gosokan ke ujung dressnya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya, "Gugup, sih. Tapi sekarang atau nanti pasti harus terjadi, kan? Tapi kalau mommy-mu tidak setuju bagaimana?"

"Pertanyaan itu lagi."

"Ok ok, enough with that question. You know how nervous I am".

"It's ok, my love. Kita hadapi ini sama-sama, ya?"

***
-tbc-

Hai. Ini author In Bed. You can call me Sis atau author. Sis was base by my real name you know. So you guys free to call me Sis🤗

Aduh, ini pertama kali Sis nulis catatan seperti ini. Tapi intinya Sis mau say Thanks a lot buat kalian yang sudah menyempatkan read bahkan Voment cerita Sis.

Per 3 Januari 2021, reader In Bed mencapai 10k. YEAAAAAAY!!! 👏👏👏💃💃

Menyangka sih ga, ya biasa aja sebenernya. It's not my first time.

Dulu Sis pernah sampai punya reader 200k lebih, tp tau-tau cerita itu ada yang report. Akhirnya hilang gitu aja tuh cerita😒

Padahal sengaja tulis dalam bahasa inggris karena Sis pikir reader luar itu lebih dewasa, berpikiran luas, dan terima hal-hal taboo. But my guess is wrong. Totally wrong.

Awalnya 1 chapter aja yg di report. Lama kelamaan ada aja. Ya covernya nyuri di Pinterest lah, ya menggunakan bahasa yang harsh lah. Ya contain por* lah.

Padahal di deskripsi sudah di jelaskan sejelas-jelasnya kalau cerita Sis itu semi-por*. Tp tetep aja 😒

Yaudah. Segitu aja cuap-cuap di chapter ini. (Semoga ada yg baca nih cuap-cuap ga guna ini).

Jangan lupa klik 🌟 dan tinggalkan komen yang baik ya!!

With love,
AF

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang