Chapter 14

3.6K 199 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca!

---

Previously ::

"Mom, cukup! Cukup. Aku benar-benar kecewa sama Mom". Wajah Tian merah padam. Dia pergi menjauh dari Andrea sembari menarik tangan kekasihnya.

---

In Bed Chapter 14

"Tian, apa tidak sebaiknya kamu pulang dan minta maaf pada ibumu?." Rosa meletakkan piringnya dan duduk di samping Tian. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi. Tian dengan kopi hitam panasnya, dan Rosa dengan susu coklat favoritnya.

Kejadian semalam membuat interaksi antara Rosa dan Tian menjadi sedikit canggung. "aku sudah menduga reaksi ibumu akan seperti itu, sayang. Apa yang dikatakannya benar. Apa kamu yakin mau sama aku? Si yatim yang sibuk mengurus neneknya, dan jangan lupakan jika aku punya banyak sisa hutang. Uangmu akan habis untuk keperluanku".

Memang saat ini Rosa tinggal jauh dari neneknya. Dia terpaksa menitipkan neneknya di panti jompo agar masa tuanya ada yang mengurus saat dirinya sibuk bekerja. Neneknya dengan senang hati tinggal di sana karena dia akan menemukan banyak kawan yang seusia dengannya.

Lamunanya buyar saat dia mendengarkan kikihan Tian. Matanya sedikit melotot menatap pria di sampingnya tak percaya. "Apa? Ada yang lucu dari perkataan aku?".

"My love, mungkin kamu lupa kalau calon suami kamu ini adalah calon pemimpin perusahaan" jawab Tian sembari menyeruput kopi hitamnya.

Mendengar itu, Rosa balik tersenyum dan menggoda, "oh, sekarang sudah mau mengakui kalau kamu calon pemimpin perusahaan, iya?".

Tian menaruh cangkir kopinya, lalu menggenggam jemari Rosa. "aku akan mengusahakannya jika itu maumu, sayang".

Rosa menarik napas dalam, dan menghela panjang. "aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu, Tian. Jadi pemimpin ataupun tidak, selama kamu menikmati peranmu, why not?". Kedua tangannya kini menangkup tangan Tian yang terasa penuh di genggamannya."tapi serius deh, kamu harus minta maaf sama beliau. Walaupun sifatnya keras kepala--itu menurutmu loh ya--tapi dia itu tetap ibumu."

"mungkin sesekali dia harus ku beri shock therapy. We'll see apa yang akan dia lakukan nanti".

***

"Oh my beautiful Rose, ada yang cari kamu di luar." Ujar rekan kerja Rosa. Rosa beranjak pergi setelah mengucapkan terima kasih.

Sembari menunggu panggilan pekerjaan yang sesungguhnya, Rosa memutuskan untuk kerja part time di salah satu cafe favoritnya.

Cafe dengan suasana yang homie itu tak hanya menyediakan aneka kopi dan latte saja. Mereka juga menyediakan kue bite size yang sangat cocok di padukan dengan kopi yang mereka jual.

Rosa berjalan keluar meja kasir menuju ke tempat yang Maria tunjukkan. Sedikit terkejut dia menemukan jika Andrea lah orang yang mencarinya."Nyonya. A-ada apa nyonya mencari saya?".

"Duduk" titah Andrea. Dengan mengangkat dagunya angkuh, dia berkata, "saya mau to the point saja. Berapa yang kamu butuhkan untuk menjauhi anak saya?".

"Maaf?" Bukan Rosa tidak mendengar, tapi dia sedikit terkejut dengan pertanyaan Andrea.

"Berapa juta? Lima ratus juta cukup?" Tantangnya lagi dengan angkuh.

"Maaf, nyonya. Saya.."

"Saya rasa uang segitu cukup untuk membayar lunas sisa hutangmu semasa kuliah dan juga untuk membiayai hidup kamu dan nenekmu."

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang