Chapter 29 - Season 2

2.6K 205 32
                                    

Andai kalian tahu betapa komen kalian itu benar-benar bikin mood para author meroket, mungkin kalian akan komen tiap paragraf.

Jadi jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah, dan leave komen yang banyak ya 💋

Jadi jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah, dan leave komen yang banyak ya 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Previously :
"Tuan Liam. Apa kita harus mengikuti mereka?" Ujar sang supir.

"Pulang. Saya mau istirahat." Ujarnya ketus. Supir akhirnya memacu mobilnya menjauh dan mengantarkannya menuju rumahnya.

———

In Bed chapter 29

Siang itu cuaca sedang sangat bersahabat. Cerah dan teduh. Eros terlihat begitu bahagia bermain di atas pasir bersama teman sebayanya dan melupakan jika tujuannya datang ke taman adalah bermain bersama Tian.

Rosa memilih duduk di kursi panjang dan meluruskan kakinya yang terasa sangat lelah. Tangannya tak henti mengusap perutnya dan bibirnya tersenyum. Daniel pun ternyata ikut ke taman menyusul Rosa dan Eros. Dia membawa minyak aromaterapi yang akan dia gunakan untuk memijat telapak kaki Rosa yang sudah mulai terlihat membengkak.

"Apa Liam masih belum tahu tentang dia?" Tanya Tian yang berdiri di samping kursi tempat Rosa dan Daniel duduk. Daniel mulai memijat dan tidak ikut campur dalam pembicaraan kedua orang di sampingnya.

"Kalau saja dia sedikit berusaha mencari tahu." Rosa tersenyum mengalihkan pandangannya pada kakinya yang selesai dipijat. Rosa mengucapkan terimakasih pada Daniel dan pria itu lagi-lagi mengucapkan maaf karena telah bersekongkol dengan Eros. Rosa tersenyum dan berkata, "tolong jangan ulangi lagi, Dan. Eros itu masih seperti spons. Dia menyerap lebih banyak dari pada yang kita kira"

Eros kini beranjak dari wadah pasir. Dari jauh di masih bisa melihat mamanya sedang asyik mengobrol bersama uncle Tian dan uncle Dan.

"Eros. Main petak umpet, yuk" ajak gadis cilik berkuncir dua bernama Nora.

"Boleh. Eros yang sembunyi, ya?" Ujarnya dijawab oleh anggukan riang. Nora mulai berteriak, menghitung sekenanya. Tanpa berurutan dari angka satu hingga sepuluh. Eros terus berlari mencari tempat sembunyi. Melihat semak-semak yang lebih tinggi daripada tubuhnya, Eros segera berlari dan bersembunyi di baliknya. "Nora pasti ga bisa nemuin aku" bisiknya.

"Bukannya kalau sedang sembunyi kamu tidak boleh berisik?" Ujar seseorang di belakang Eros. Bocah kecil itu seketika berbalik. Matanya menangkap sosok pria berkemeja putih ikut berjongkok di sampingnya.

"Uncle siapa?" Tanya bocah itu polos dengan mata yang berbinar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang