Chapter 19 (Mature)

6.1K 203 12
                                    


Budayakan vote sebelum baca!

---

Previously :

Liam perlahan bergerak, berjalan menaiki tangga dan berbelok ke arah kamarnya. Entah bagaimana cara Liam menggapai knop pintu hingga pintu itu terbuka dan tertutup dalam waktu singkat.

"Liam.." Rosa tahu ini dosa. Tapi dia yakin, ini akan jadi dosa termanisnya.

***

Chapter 19

Liam Sengaja membawa Rosa duduk di kursi malas di kamarnya. Kasur yang di tidurinya terlihat masih rapi seperti tak pernah di tempati.

Sesaat bokong Rosa mendarat mulus di kursi empuk, ciuman mereka terlepas. Wanita itu merasa napasnya habis. Bohong kalau dia bilang dia tidak menyukainya. Ciuman ini adalah ciuman paling panas yang pernah dia rasakan. Bagaimana cara Liam membuai lembut dan kasar bibir Rosa disaat bersamaan.

Dia akan menyalahkan dirinya sendiri nanti. Mungkin juga akan mengutuk dirinya dan akan menghukum dirinya. Tapi nanti. Setan di sekelilingnya terus membisikkan jika apa yang dilakukannya tidak salah.

Hal yang membuatnya miris adalah, penghianatan itu datang dari kedua orang yang paling dia percaya. Suami dan sahabatnya. Tapi, mendengar ucapan Sara Minggu lalu menegaskan bahwa selama ini wanita itu tak pernah menganggap dirinya sahabat. Miris.

Untuk kali ini, Rosa sekata dengan sang iblis. Ya, dia tidak salah. Dia mencoba berkompromi dengan batinnya sendiri.

Detik waktu semakin berlalu, Liam masih setia duduk di hadapannya tanpa melakukan apa-apa. Seolah menunggu kiranya apa yang akan Rosa lakukan. Melihat apakah wanita dihadapannya itu menyesal atas ciuman panas mereka.

Tak bisa dipungkiri, ciuman tadi mengejutkan mereka berdua. Liam awalnya tak menyangka jika Rosa akan masuk ke dalam rengkuhnya. Rosa pun tak menyangka jika Liam akan seterang itu menggodanya.

Seminggu selama tinggal di bawah atap Tian, selama itu pula Liam terus melempar batu, mengetes riak. Menebak-nebak kiranya apakah wanita kesayangannya itu dapat masuk ke dalam pelukannya atau tidak. Jawaban didapatkan Liam hari ini. Wanitanya masuk tanpa ragu ke dalam pelukannya.

Hingga saat ini pria itu tak percaya. Apa yang membuat Rosa memutuskan untuk menghianati suaminya. Oh, tidak. Liam tidak menyesal menggodanya. Dia malah bersyukur tindakan nekatnya tadi membuahkan hasil yang membuat jantungnya kini memompa lebih cepat.

Rosa dapat melihat betapa Liam-nya telah banyak berubah. Fisiknya semakin lapang, kekar. Otot-ototnya membentuk sempurna. Jakunnya yang dulu selalu Rosa ingin jilat kini tertutupi oleh rambut dagu yang lebat. Bibir tipisnya yang dia pikir akan menjadi candunya pun sedikit menghitam efek sigaret yang tak pernah absen mengisi kantong celananya.

Rosa sedikit merasa insecure melihat perubahan besar pria dihadapannya. Tak ada yang berubah. Wajahnya terlihat sedikit lebih kusam dari sebelumnya, dan badannya turun beberapa kilo dari terakhir mereka bertemu.

Apa Liam akan mengejeknya jika Rosa beri tahu jika terkadang dirinya membayangkan bercinta dengannya saat berhubungan intim dengan suaminya? Oh tuhan, terkutuklah dia. Rosa pikir dirinya sudah tidak waras.

Mengingat Liam seorang pemain, bukan tidak mungkin dia juga tidur dengan wanita di luar sana saat mereka berdua berjauhan. Itu bukan urusannya, tapi perasaan tidak suka terus mengganjal di hatinya.

Munafik kamu, Rosa. Ujar setan di sampingnya. Kamu bahkan merencanakan punya anak dari Tian tapi kamu tidak terima jika Liam tidur dengan wanita lain?

In Bed (Maxwell Family #1) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang