Berani jujur itu baik. Maka dari itu meskipun taruhannya harga diri, Sunoo tidak peduli. Dia hanya ingin jujur pada Niki bahwa dirinya merasakan sesuatu yang tidak biasa pada bocah SD itu. Dan .. entah bagaimana Niki tau soal soulmate dsb, Sunoo beruntung dia merasakan perasaan itu pada orang yang tepat.
Ya meskipun waktunya tidak tepat sih.
Niki karena masih belum pubertas sama sekali tidak terdampak apapun dengan feromon omega milik Sunoo. Lain dengan Sunoo yang menjadi terus merindukan sentuhan Niki.
Karena wajar di usia 18 tahun, apabila kau telah bertemu dengan soulmate mu, maka kau akan selalu ingin didekatnya. Seperti Jay dan Sunghoon yang beruntung bertemu soulmate masing-masing di sekolah. Mereka kemana-mana bersama dengan pasangan mereka. Orangtua mereka tidak bisa melarang, dengan alasan apapun mereka tidak bisa melarang di saat anak mereka telah menemukan soulmate nya. Orangtua hanya berkuasa mengontrol supaya tidak terjadi kehamilan dini.
Tapi bagaimana dengan kasus Sunoo Niki ini?
Sowon saja sudah menunjukkan ketidaksetujuannya dengan hubungan mereka. Apalagi orangtua Niki?
"Kak."
Sunoo menoleh. Mendapati wajah datar Niki yang menatap dalam dirinya. Sunoo mengulum senyum lembut lalu menyandarkan kepalanya di bahu sempit alpha kecilnya.
"Kakak sakit?" tanya Niki dengan suara yang entah sejak kapan mulai lebih serak.
Sunoo menggeleng. Dia meraih buku tulis milik Niki, melihat pekerjaan yang lebih muda. Hari ini mereka belajar matematika. Walaupun Sunoo tidak begitu pintar matematika daripada Jake, akan tetapi bisalah kalau mengajari anak SD, apalagi kan dia pegang kunci jawaban dan buka internet hehe.
"Riki, lihat, ini kamu salah lagi. Ayo diteliti lagi kalau mengerjakan. Lainnya sudah benar."
Niki menerima bukunya dan kembali mengoreksi jawaban yang salah. Dia yang fokus mengerjakan, dipandangi dengan kagum oleh Sunoo dari samping.
Saat ini Niki memang belum begitu menarik secara fisik. Masih kelihatan baby fat di wajahnya, bahunya masih sempit, suaranya juga masih peralihan dari anak-anak ke remaja, masih imut-imut dari dirinya.
Tapi kalau auranya, jangan main-main.
"Ini, coba kau cek lagi," kata Niki seraya menyerahkan buku tulisnya pada yang lebih tua.
Sunoo lantas menerima buku tersebut, sambil menarik kepalanya dari bahu Niki.
Mengejutkannya, Niki justru menahan kepala Sunoo supaya tidak meninggalkan bahunya.
Mereka saling menatap. Dekat sekali. Bisa-bisa bikin Sunoo khilaf kalau begini caranya.
Yang lebih tua berinisiatif memutus kontak mata mereka sambil berdehem melegakan tenggorokan yang tiba-tiba terasa ada yang mengganjal, lalu berpaling membaca tulisan di buku milik Niki. Cakep, sekali koreksi langsung benar.
"Nah, kalau ini sudah benar. Seratus buat Riki," kata Sunoo dengan nada ceria seperti biasa, menaruh buku Niki di atas meja, lalu dia bertepuk tangan.
"Hadiah?"
Sunoo meliriknya bingung. "Hah? Hadiah apa?"
"Jawabanku sudah benar semua. Tidak dikasih hadiah?"
Tatapan Sunoo langsung tertuju pada bibir Niki. Glek! Sial! Tahan dirimu Sunoo!
Niki menyikutnya pelan, mendesak dikasih hadiah yang sebelumnya tidak menjadi kesepakatan mereka.
"Ha-hadiah apa? Aku tidak punya apa-apa yang bisa di--"
Niki menunjuk pipinya sendiri, membuat Sunoo berhenti bicara dan hanya menatapnya dengan mata mengerjap lucu.
Sunoo bakal menganggap itu candaan kalau Niki setidaknya menunjukkan cengiran tengil, tapi bocah ini tetap bertahan dengan ekspresi datarnya, membuat Sunoo menelan ludah gugup.
INI SERIUS??
TUH KAN TUH KAN! LIHAT SIAPA DI SINI YANG JUSTRU BANYAK MENGGODA?!
"Kak." Niki sekali lagi mendesak dengan menyikut Sunoo. Membuat Sunoo jadi galau.
Dia sih mau-mau saja mencium Niki. Tapi kan tap-tapi Niki itu masih kecil, dia sudah dewasa, kesannya kayak ... pedofil tidak sih?
Melihat ekspresi Sunoo yang tampak ragu-ragu itu, Niki mendengus kasar. Dia berdecak lalu membereskan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
Sunoo jelas panik dong melihat Niki buru-buru mau pergi.
"Eh Riki mau kemana? Kita kan belum selesai belajarnya."
"Pulang. Tidak mood."
Uh? Ngambek ya?
Sunoo akhirnya diam sambil melihat Niki yang masih beberes. Masih bimbang antara melakukannya atau tidak.
Hingga akhirnya Niki beranjak, bersiap pergi, Sunoo buru-buru menahan lengannya.
"Riki mau kemana? Ibumu belum menjemput."
"Aku bisa pulang sendiri," ketus bocah itu sambil menatap Sunoo tajam.
Ngeri ih!
"Tapi bahaya Riki, kamu--"
"Aku bukan anak kecil!"
Bentakan Niki membuat Sunoo langsung kicep. Serius, Niki kalau marah-marah begini malah menakutkan. Rasa-rasanya Sunoo bisa kencing di celana kalau Niki terus-terusan begini.
Ngeri banget, mengintimidasi.
Oke sekarang harus Sunoo ingat bahwa Niki itu tipikal bocah ngambekan kalau apa yang dia mau tidak dituruti.
Niki yang tak sabaran, menghempas tangan Sunoo, mau beranjak tapi keburu ditarik lagi oleh Sunoo, dipeluk erat dari samping.
"Oke, oke. Jangan marah-marah, hm? Riki akan kukasih hadiah, jadi diam dulu."
Akhirnya Niki diam, meskipun wajahnya masih masam.
Setelah merasa Niki sudah lebih tenang, sekarang giliran Sunoo yang harus menenangkan dirinya sendiri. Ambil napas panjang, tahan sebentar, lalu buang perlahan. Dengan begitu dia akhirnya bisa memandang Niki dari samping--yang masih enggan bertatapan dengannya.
Perlahan ia menarik leher Niki mendekat. Lalu menempelkan bibir plumnya di pipi alpha kecilnya. Merasakan sejenak sensasi ketika bibirnya yang tadi dia olesi dengan lipbalm menempel lengket ke permukaan kulit Niki yang masih selembut kulit bayi.
Setelah beberapa detik, Sunoo pun menarik kembali wajahnya. Mendadak pipinya panas ketika si alpha kecil sedang menatapnya. Ia lantas memalingkan pandangan, menggaruk tengkuknya canggung.
Makanya dia tidak tahu kalau Niki tersenyum. Senang dia mendapat apa yang dia mau.
Si alpha kecil lantas mengusak rambut Sunoo sebelum menaruh kembali ranselnya.
"Besok dan seterusnya kasih aku hadiah juga. Aku menyukainya."
Kondisi Sunoo saat ini sudah semacam kepiting rebus. Merah matang, menggoda untuk dimakan pipinya.
Sa ae lu bocil 😒
Tbc
Stress banget wkwk ga enak banget jadi orang dewasa tuh 😌 sampe ngerasa bersalah ke calon suamiku yg kudu nampung curhatanku yg isinya sambat mulu 🙂
![](https://img.wattpad.com/cover/235658593-288-k193217.jpg)