my little alpha 15

3.2K 536 24
                                    

"Perkenalkan ini anakku, Jo Hye Won. Kudengar kalian seusia, jadi kuyakin kalian tidak akan lama untuk cepat dekat," kata Nyonya Jo dengan senyum merekah di wajahnya.

Ekspresi yang kontras terlihat di wajah Niki maupun Hyewon. Hyewon  masih terlihat 'sedikit' tersenyum, beda lagi dengan Niki yang benar-benar memasang wajah tidak bersahabat.

Disaat Hyewon mengulurkan tangan saja, Niki tidak langsung menjabatnya. Dia baru menjabat tangan gadis itu setelah kakinya dicubit oleh ibunya. Itupun hanya seperti tepukan kecil, tidak benar-benar jabat tangan.

Jamuan makan malam itu berjalan dengan amat membosankan. Obrolan hanya didominasi oleh ibu mereka saja. Ayah mereka ada, tapi mereka hanya sesekali membicarakan tentang bisnis dan sejenisnya.

Satu jam berlalu dengan lambat, Niki dan Hyewon akhirnya bisa melarikan diri dari makan malam membosankan itu dengan keinginan Hyewon yang "ingin lebih dekat dengan Niki".

"Akhirnya bebas," kata Hyewon sesampainya mereka di pekarangan rumahnya. Dia pun duduk di salah satu bangku di bawah lampu yang menghadap kolam. Menepuk tempat kosong di sebelahnya supaya Niki juga duduk.

"Kau tidak banyak bicara ternyata," kata Hyewon setelah mereka hanya saling diam selama beberapa menit dalam keheningan malam.

Niki tetap tidak buka mulut. Hanya diam bertopang dagu menatap lurus pada ikan-ikan koi yang menari di kolam.

"Sejujurnya aku sudah mengenalmu sebelum kau berkenalan tadi."

Niki masih tidak merespon.

"Kurasa kau tidak tau aku. Iya juga sih, kita satu kampus tapi beda jurusan. Tapi aku tau kau sudah punya pacar, Niki."

Niki meliriknya sinis. "Kau menguntitku?"

Hyewon langsung menoleh dengan ekspresi terhina. "Apa katamu? Yang benar saja aku menguntitmu. Dikiranya kau seterkenal itu apa sampai aku menguntitmu. Bodoh. Pacarku itu guru di So-yang Middle School. Dia tau kau sering datang ke sana menjemput adikmu dan guru adikmu. Siapapun bisa melihat kalau kalian pacaran."

"Baguslah kalau memang begitu."

Hyewon berdecak. "Dasar perusak mood. Ngomong-ngomong, aku mengajakmu kemari hanya untuk bilang, kalau kita harus segera menikah."

Niki langsung menoleh sambil melotot. "Apa maksudmu?! Kau setuju dengan perjodohan ini?"

Hyewon mengangguk.

"Kau punya pacar! Aku sudah bertemu soulmate ku! Kau gila?!"

Hyewon buru-buru menyuruh Niki untuk diam. Dia terlihat panik kalau sampai orangtua mereka diam.

"Kau itu diam dulu, aku masih belum selesai bicara."

"Apapun alasannya, aku tidak akan menikah denganmu. Aku hanya akan menikah dengan soulmate ku."

"Iya aku tau, makanya diamlah."

Niki membuang pandangan. Berusaha mengatur napasnya yang memburu.

"Tidak hanya kau saja, aku juga sudah menemukan soulmate ku."

"Lalu kenapa kau setuju dengan tradisi bodoh ini?"

"Biar kujelaskan. Aku sudah benar-benar memikirkan ini, Niki."

Niki meninju bangku yang mereka duduki, tapi tetap membiarkan Hyewon mengutarakan maksudnya.

Gadis itu menghela napas. "Kau tau, soulmate ku itu seorang beta. Aku tidak mengerti bagaimana bisa gadis alpha mendapatkan mate beta. Terlebih aku keturunan keluarga Jo yang sejak dulu mempertahankan kemurnian garis alpha dalam keturunannya."

"Aku tidak peduli. Langsung saja ke intinya."

Hyewon mendengus. "Oke, tuan emosian. Jadi intinya, aku tau sebuah rahasia penting dari tradisi ini."

Niki melotot saat Hyewon sengaja tidak langsung melanjutkan ucapannya. Gadis itu terkekeh sejenak dan akhirnya menyelesaikan kalimatnya.

"Orangtua kita tetap menikahi soulmate mereka."

Niki menatapnya tak percaya. "Apa maksudmu?"

"Ya kau pikir sendiri gitu, kalau kita dijodohkan dengan alasan 'mempertahankan garis keturunan alpha' tentu orangtua kita sekarang juga mengalaminya. Mereka juga pasti sudah punya soulmate masing-masing sebelumnya. Tapi karena tradisi bodoh ini, mereka terpaksa harus menikah dengan orang pilihan nenek kakek kita."

Sedikit masuk akal, batin Niki.

"Dan aku bisa tau soal itu, saat aku tidak sengaja mendengar obrolan orangtuaku. Tau tidak sih, sebenarnya aku bukan anak mereka berdua. Tapi aku anak dari ayahku dan soulmate nya. Dan kau tau apa yang lebih mengejutkan lagi? Soulmate ayahku itu, pria omega."

Dua kata terakhir yang diucapkan Hyewon langsung menyentak jantung Niki. Matanya membelalak tak percaya, diangguki oleh Hyewon.

"Benar sekali. Sama sepertimu. Aku juga baru tau kalau pria omega bisa melahirkan."

Kalau begitu, mungkinkah Sunoo juga bisa hamil dan melahirkan? Niki mendadak pusing dengan pemikirannya sendiri.

"Ibuku juga menikah diam-diam dengan soulmatenya. Aku sebenarnya punya adik tiri, tapi adikku tidak masuk di keluarga ini karena dia perempuan beta. Nah, aku yakin sekali ayah dan ibumu juga pasti begitu. Kalau dilihat-lihat, kau sangat mirip dengan ibumu, jadi kurasa kau anak dari ibumu dan soulmatenya."

"Oke. Jadi maksudmu, kau ingin kita tetap mengikuti perjodohan bodoh ini  hanya sebagai status?"

Hyewon mengangguk antusias. "Itulah yang aku pikirkan. Lagipula kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Niki. Sejak lahir kita sudah terikat dengan takdir aneh ini. Anggaplah kita adalah generasi terakhir yang menjalani takdir ini, kita akan punya kuasa penuh nantinya untuk mengakhiri tradisi turun temurun ini. Jaman sudah serba digital, tidak sulit bagi kita merusak tradisi orang-orang jaman dulu yang bergengsi tinggi."

Itu rencana yang cukup bagus untuk saat ini. Meski begitu, Niki tidak rela harus dilihat berstatus suami Hyewon nantinya. Dia ingin dikenal sebagai suami Sunoo, mate nya. Yah, bisa dia pikirkan nanti setelah mereka berhasil menjalankan rencana ini.

"Bagaimana menurutmu? Kau tetap bisa berhubungan dengan soulmate mu, aku juga bisa berhubungan dengan soulmate ku. Hanya di depan keluarga saja kita harus terlihat sebagai pasangan bahagia."

Niki mengangguk. "I'm in. Apapun akan kulakukan selama Sunoo tetap menjadi milikku."

Hyewon tertawa. "Posesif sekali ternyata kau ini. Ya, omegamu itu hanya akan menjadi milikmu seumur hidup. Jihoon juga tetap akan jadi betaku seumur hidup, hehe. Oke, jadi kita deal bekerja sama ya."

Niki dengan cepat menjabat tangan Hyewon.

"Ini tidak akan sulit, percayalah padaku."

Tbc

babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang