"Riki! Kembalikan sepatuku!"
"Ambil dong kalau mau, haha."
"Itu pulpen aku, Riki!"
"Pinjam lah, pelit amat."
"Aku sudah mengerjakan ini semalaman dan kau malah menghancurkannya, hiks. Riki jahat!"
"Ck, kayak gini tinggal bikin lagi apa repotnya sih. Cengeng."
"Es krimku...."
"Eh maaf, kukira tadi odol, haha."
Semua itu sudah sangat biasa di SMA Decelis. Tentang dua orang pemuda seusia yang selalu membuat keributan di sekolah dengan satu orang yang sangat jahil, dan satu orang yang selalu menjadi korban.
Awalnya semua itu menyenangkan, mereka terlihat lucu menggemaskan. Sampai akhirnya suasana itu berubah saat datangnya murid baru yang sangat asing dengan tingkah mereka.
"Hei, bocah bernama Riki itu membully Sunoo ya?"
"Mereka memang selalu begitu sejak kelas 1."
"Dan kalian menganggap itu hal biasa?"
"Iya? Memangnya menurutmu bagaimana?"
"Eh itu jelas banget loh kalau Riki membully Sunoo. Kau tidak lihat? Sunoo sampai menangis pun, Riki malah tertawa begitu. Tidak kasihan pada Sunoo?"
"Ya itu memang biasa sih, toh besok mereka baikan lagi."
"Itu kan hal buruk, kenapa malah dibiasakan? Kalian kok sepertinya tidak menganggap Sunoo teman. Kalau dia memang teman kalian, harusnya kalian lerai dong mereka biar Riki tidak seenaknya lagi."
Dari situlah dimulai situasi yang berbeda. Si murid baru bersekongkol dengan murid lainnya yang tidak menyukai Riki untuk membalas kelakuan Riki pada Sunoo. Mereka juga mendekati Sunoo, berteman baik dengan pemuda manis itu.
Seperti biasa, Riki dengan sifat jahilnya menukar bekal makan Sunoo dengan bekal makan miliknya. Sengaja dia membeli kotak makan yang sama supaya Sunoo tidak curiga. Isi bekal makannya hanya buah dan sayuran segar yang belum diolah menjadi apapun. Sedangkan isi bekal makan Sunoo selalu fancy, menu hari ini adalah nasi, takoyaki, kimchi dan beberapa potong shine muscat.
Sesuai yang dia tebak, Sunoo langsung heboh setelah membuka bekalnya ketika jam makan siang tiba. Riki sambil bersenandung membuka kotak bekal milik Sunoo, bersiul melihat isinya yang menggoda selera.
"RIKI!"
Dan Riki dengan bangganya memamerkan isi kotak makan di tangannya bahkan mencicipi satu biji takoyaki di dalamnya.
"Lezatnyaaaa~"
Sunoo dengan berapi-api langsung bergegas menghampiri Riki tak lupa membawa kotak makan isi sayur dan buah di tangannya.
"Kembalikan bekalku!"
"Hmm nyam nyam."
"Aku belum makan sejak pagi," rengeknya memohon belas kasihan dari pemuda bermata kucing itu.
Riki pun menatapnya penuh rasa bersalah. "Oh ya? Kasihannya... Sini aku suapin, aaaa~"
Sunoo dengan polosnya membuka mulut, siap menerima sepotong kimchi dari Riki. Tapi bukan Riki namanya kalau tidak jahil.
"Eits! Tidak jadi. Hap! Aku juga lapar, hmm nyam nyam."
Sunoo menatap Riki tak percaya. Mata rubahnya mulai berkaca-kaca. Menahan lapar sekaligus kesal, dia membanting kotak makan milik Riki dan berlari keluar kelas sambil mengusap air matanya.
