SCARY BEAUTY [END✔️]

8 | Dihantui

Now Playing
Deep End - Fousheè

Ketakutan, jeritan, dan hawa suram. Ketiga itu adalah hal yang paling mereka sukai. Hati-hati.

_Scary Beauty_

----o0o----

Hawa-hawa dingin mulai menusuk kulitku. Menurut kata hati ku, ada sosok astral yang mengikuti dari belakang. Aku menolehkan kepala, memastikan siapa yang mengikutiku. Hasilnya nihil, aku tak mendapati siapapun kecuali banyaknya pujian menyerang ku.

Apa ini salah satu cara Shania untuk menyatakan rasa bencinya terhadap diriku?

"Lan, kenapa dari tadi lo nengok ke belakang? Ada apa?" Aku menggeleng beberapa kali memberi tanda bahwa aku tidak apa-apa. Tindakan mungkin bisa berbohong, tapi tidak dengan hatiku. Sebenarnya siapa yang mengikutiku sedari tadi?

Aku melanjutkan menyapa mereka yang menghampiriku. Pesan dariku hanya satu, siapapun itu yang menguntit-ku, aku mau bilang jika aku sudah terlampau emosi! Kemanapun aku pergi, dia setia mengikuti setiap langkah. Bahkan,jika aku mempercepat langkah, sosok itu juga bersegera mengejar.

Saat di Lorong toilet, aku berpapasan dengan sesorang. Di belakang orang itu, ada sosok gelap yang rasanya ku kenal. Mataku mendelik melihatnya. Sekarang ini ada dua makhluk yang mrngikutiku. Satu manusia, dan satunya lagi.. Tak kasat mata.

Jantungku berdegup bertalu-talu. Entah kenapa, detak jantungku ini tidak bisa aku kendalikan seperti mau copot dari tempatnya.

Jangan sampai tertangkap!

Tubuhku mulai menegang. Tampilan orang itu saja membuatku bergidik ngeri. Topeng menutupi wajahnya. Aku harus bersikap seperti apa? Kakiku mati rasa, tapi aku harus memaksa berlari semampuku. Tidak bisa dibayangkan bagaimana nasibnya jika tertangkap orang itu.

Lana nakal, Lana jahat! Anak nakal harus dihukum. Tunggu malam ini, Wati punya kejutan buat Lana.

Ahhh! Kenapa harus ada makhluk spesies dia, sih?

Aku kembali memastikan jika orang yang mengejarku sudah jauh dari ku. Apa? Hilang? Bagaimana bisa? Apa hanya perasaanku saja, ya?

"DUARRR! Liat apa lo tadi? Kok keliatannya terburu-buru. Kan jam pelajaran belum selesai, Lan. Izinnya ke toilet, gue malah ketemu sama lo di sini," rutuk Salsa. Suaranya cukup mengagetkanku.

"Eh, lo tahu enggak tentang salah satu siswi di sini yang mati bunuh diri?" Salsa menatapku. Mungkin benaknya masih bertanya kenapa aku menanyakan hal itu. Aku baru saja bersekolah di sini tujuh bulan lalu, pasti Salsa lebih tahu tentang rahasia sekolah.

Salsa mendesis, cewek itu terlihat celingukkan sebelum dirinya membisikkan sesuatu di indra pendengaranku, "Jangan pulang ke rumah malam ini."

***