27 | He's Coming To Me

3.4K 662 142
                                    

Now Playing
Merasa Indah - Tiara Andini

WARNING! BAB INI PALING KERAMAT DAN MENIMBULKAN OVERTHINGKING, SIAP-SIAP!!

WARNING! BAB INI PALING KERAMAT DAN MENIMBULKAN OVERTHINGKING, SIAP-SIAP!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dunia ini banyak sekali topeng yang mungkin belum dilepaskan. Ada orang berpura-pura baik, ada yang benar-benar tulus baik.

_Scary Beauty_

-----o0o-----

Malam itu adalah malam yang selama ini aku tunggu. Seorang Shania Adrenia mengakui kesalahan dan Kepala Sekolah setuju untuk menghapus sistem Beauty Rate.

"Lan, lo mau maafin gue, 'kan? Semua salah gue. Boleh lo jadi temen gue?" tawar Shania meraih tanganku lembut.

Aku menerbitkan senyum kecil di bibirku. Maaf, bukannya aku menolak permintaan pertemanan ini. Aku cuma takut terkena tipu daya Shania lagi. Cewek itu terlalu pandai memanipulasi.

Matanya sudah sembab, namun aku tidak memperdulikan air mata antagonis itu. "Lo bilang gini nggak cuman sekali, Shan. Setelah lo ngungkapin pengen jadi temen gue, tak lama, lo pasti bakal nindas gue lagi," cetusku membalikkan badan meninggalkan mereka semua yang berada di ruang medik

Entah kenapa, aku belum bisa memaafkan kelakuan Shania. Ulahnya masih membekas di tempurung kepalaku. Aku sudah yakin seratus persen bahwa cewek itu menyesali perbuatannya, aku tahu itu! Namun, kenapa mulutku masih saja mengeluarkan kata-kata penolakan?

Keluar ruangan, aku mulai merasakan hawa dingin kembali ke suhu semestinya. Wati benar-benar pergi. Pergi ke alam seharusnya ia tinggali.

***

Keesokan harinya, aku kembali pulang malam karena ada sedikit rapat dengan Dewan Murid. Aku berjalan perlahan menyusuri jalanan kota Jakarta. Sudah banyak lampu mengiasi jalan raya. Aku menunggu di halte, siapa tahu kendaraan umum melewati lintasan jalan raya. Aku menyapu pandangan, mencari cara agar bisa pulang. Tidak mau tahu! Aku harus pulang segera ke rumah sebelum pukul sembilan malam.

Aku memandangi layar ponsel, memastikan jam berapa sekarang. Baru jam delapan lebih dua puluh tujuh menit. Ayolah! Kenapa jalanan begitu sepi? Apa tak ada kendaraan umum berbaik hati mengambil penumpang? Malam kian larut bagiku. Semesta tak mengizinkan aku pulang? Terpaksa aku pulang jalan kaki, deh.

Detik yang sama, seseorang berbadan kekar, berotot, serta tato melingkari badannya memanggilku. Hey, kau membuatku takut! Aku kian mempercepat gerakan langkahku, dia juga mengikuti standar kecepatan kakiku. Aku berlari, dia juga mengikutiku.

"Gadis manis, mau kemana kamu? Main sama Abang, yuk?"

Jijik. Satu kata mendefinisikan gaya bicara lelaki paruh baya itu sengaja menggemulaikan bicaranya. Aku bergidik ngeri memandangi cowok itu. Tampan juga tidak ! Jangan harap hal itu terjadi!

SCARY BEAUTY [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang