28 | Not Real

3.2K 665 49
                                    

Now Playing
Tetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati

Now PlayingTetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama ini.. Beauty Rate itu fana?

_Scary Beauty_

---o0o---

Menanti, menunggu, atau hal serupa adalah hal paling ku benci. Aku muak menanti kepastian. Harapan agar cowok itu sadarkan diri akan lesap begitu saja. Dokter saja berat mengatakan kebenaran, lalu bagaimana denganku? Aku harus menerima fakta pahit perihal cowok bernama Rian Byangkara.

"Tunggu," cegat Dokter menahan langkahku. Aku membalikkan badan. Sungguh, kepenasaranan ini menghalangiku berlalu pergi.

"Sekarang ini, pasien bernama Rian Byangkara belum siuman. Namun setelah saya periksa, kondisinya stabil. Hanya mengalami luka parah di sekitar wajahnya. Silahkan bila ingin menjenguk pasien," pangkas sangat dokter mempersilahkan kita ke dalam ruangan.

Tanpa aba-aba, aku menyeruak masuk ruangan dengan tergesa-gesa. Hatiku berdesir memandangi cowok itu. Jujur, jantungku mendadak berdenyut nyeri. Jelas saja aku terpukul mengetahui kondisi Rian yang belum kunjung sadarkan diri.

Aku mengusap surai hitam legam Rian hati-hati, membayangkan cowok itu dapat merasakan sentuhan tanganku.

"Kak Rian, aku yakin Kak Rian bisa bangun. Aku nggak bisa bayangin gimana nantinya kalau aku kehilangan sosok kakak. Jangan biarkan aku ngalamin kepiluan lagi. Sahabat aku khianati aku diem-diem. Dia suka sama kakak, dia juga iri sama Beauty Rate aku," lirihku berbisik dekat telinganya. Manik mataku menatap lurus, kosong. Seberkas kejadian antara aku dan dirinya terlintas begitu saja tanpa diminta. Ketika kami tertawa bersama, menikmati setiap detik, semua waktu kami habiskan bersama.

Aku mengalihkan pandangan ke arah ponsel, memastikan apa yang terjadi. Ku perhatikan dengan seksama, tapi, aku merasa ada suatu keanehan. Seluruh notifikasi menyangkut Beauty Rate hilang, hanya ada beberapa peringatan pulsa hampir habis. Jadi benar... Beauty Rate... DIHILANGKAN?!

Aku bersorak heboh. Aku mengguncangkan tangan Rian, berandai cowok itu merasakan kesenanganku.

"KAK RIAN! Tahu nggak, sih, Kak? Sistem Beauty Rate benar-benar dihilangkan!! Sudah pasti, semua orang diperlakukan sama," tuturku bersemangat. Aku tahu Rian tak akan bereaksi apa-apa. Ah, meski begitu, aku sudah menyampaikan rasa senangku padanya.

"Aku harap Kak Rian segera bangun. Nanti kita bakalan mulai dari awal. Nggak capek apa tidur terus? Sebentar lagi aku bakalan masuk semester akhir, terus lulus deh, Kak Rian dateng ya di hari kelulusan aku? Aku tahu Kak Rian cowok yang kuat," ucapku antara riang dan getir.

Ada perasaan lega juga ketika aku menyadari bahwa tak ada lagi Wati menghantui hari-hariku. Nanti aku usahakan berkunjung ke makam Wati, mengucapkan selamat tinggal, dan aku rasa itu akan memperbaiki semua.

SCARY BEAUTY [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang