25 | Sweet Dream

3.5K 696 92
                                    

Now Playing
Dandelions - Ruth B

Challange allert!
Kalau kalian baper, wajib denda pake emot '😍' di setiap komentar.

Siap sama bab ini? Kuy gass ngueng.

Mengajak untuk saling melupakan, ujung-ujungnya malah kangen-kangenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengajak untuk saling melupakan, ujung-ujungnya malah kangen-kangenan.
Dasar aku!

_Scary Beauty_

----o0o----

LANA POV

Aku telat menyadari bahwa mencintai seseorang harus berani menghadapi semuanya. Lihat kejadian di parkiran tadi, 'kan? Aku belum sepenuhnya yakin dengan apa yang dikatakan Rian. Dia berpihak padaku?

Persetan. Aku sudah tak mau begitu mudah menaruh kepercayaan dan perhatian padanya lagi. Nggak usah lembek! Aku perlu pembuktian kesungguhannya. Pasokan oksigen di sekitarku terasa berkurang. Jangan-jangan Rian sok-sok an membelaku. Terbukti Rian dahulu pernah menyembunyikan kisah lalunya dengan Shania.

Dengan tubuh basah kuyup, aku memasuki rumah. "Loh, Lana? Kamu kenapa basah kayak gini? Kalau masuk angin gimana?" tanya wanita paruh baya itu seraya menghampiriku. Aku semakin mengeluarkan derai air mata. Merasa bodoh sendiri atas tindakanku barusan. Aku tidak bisa menahan semua bendungan ini.

Kenapa perasaan penyesalan selalu datang di akhir? Tahu akibatnya begini, aku menolak mentah-mentah berkenalan dengan Rian. Dia mempermainkan perasaanku saja. Mengobak-abik, setelah itu biarkan aku terluka, ia menghampiriku lagi. Siapa sebenarnya yang cowok itu sukai?

Tengah derasnya tangisanku, aku teringat sesuatu. Wati. Dia kemana? Tidak biasanya hantu itu menyembunyikan diri. Ku telusuri setiap sudut, hasilnya tetap sama. Memang, aku sering merasa terganggu oleh sosok Wati yang muncul secara tiba-tiba. Tapi jika ia tidak ada, aku merasa ada sesuatu yang janggal. Misiku untuk membongkar dan melenyapkan Wati belum sepenuhnya terselesaikan.

"Ma, Lana ke kamar dulu, permisi," pamit ku, mulai mengambil langkah ke arah kamar. Aku memejamkan mata erat. Aku harap, Wati mau memunculkan diri. Di kamar aku mendapati selembar kertas polos. Ku balikkan kertas, terpampang jelas tulisan tangan menyeramkan.

Wati tahu Lana nyari Wati.

Aku merotasikan bola mata. Kepercayaan diri terlalu meningkat di hatinya. Aku balas berbisik, "Besok bakal ada ujian malam. Gue udah tahu tentang lo. Gue pengen besok jadi hari terakhir Beauty Rate diperlakukan, biar nggak ada korban lagi kayak lo."

Wati tak merespon ucapanku. Dia terdiam cukup lama sebelum akhirnya menuliskan sesuatu lagi di atas kertas putih ternodai darah hitam itu. Ku bacakan kata per kata yang ada di kertas itu. Aku menggelengkan kepala, sulit dipercaya. Wati memintaku mengorbankan salah satu temanku di sekolah untuk menemaninya? Hey, aku tidak mungkin sejahat itu untuk ukuran manusia. Gila, ya?

SCARY BEAUTY [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang