Karena Kai yang menjadi tulang punggung keluarganya, maka Kai dengan terpaksa harus menjadi seorang baby sitter. Tapi bukan merawat anak pada seusia pada umumnya. Melainkan dia harus merawat anak di usia 18 Tahun yang sepantaran dengannya.
Mampukah...
"Pak stop!" Supir tersebut langsung menginjak rem mendadak kala mendengar perintah untuk berhenti dari Tuan mudanya tersebut.
Kai dan Sehun memang telah dalam perjalanan pulang setelah mengantar orang tua Sehun ke bandara. Dan sekarang mobil mereka tengah berhenti di pinggir jalan di sebuah taman bermain anak-anak.
"Ada apa Tuan muda?"
Sehun tak menghiraukan pertanyaan dari supirnya tersebut. Ia malah langsung menoleh kepada Kai yang sedang bermain ponsel di sampingnya itu.
Kai yang merasa diperhatikan oleh Sehun langsung balas menatap Sehun dan mengangkat sebelah alisnya soalah bertanya 'kenapa?' Sedangkan Sehun sudah memasang puppy eyes-nya sambil menunjuk taman bermain anak-anak tersebut.
"Kai, ayo kita ke sana," rengek Sehun sambil menggoyang-goyangkan lengan Kai memohon.
"Kemana, Hun?" tanya Kai sambil membenarkan kaca matanya. Hari ini penampilan Kai memang sedikit berbeda karena memakai kacamata radiasi frame-nya.
"Ke sana," tunjuk Sehun ke arah taman bermain. "Ayo Kai ... Sehun pengen main bersama anak-anak lain di sana," mohon Sehun.
Kai menurunkan kaca mobil dan memperhatikan tempat yang ditunjuk oleh Sehun. Netranya membelalak melotot kala melihat tempat yang ditunjuk oleh Sehun. What? Taman bermain anak-anak!! Yang benar saja?!
"K-ke sana? Seriously?" tanya Kai memastikan.
Sehun mengangguk antusias. "Mau ya, Kai?" mohon Sehun.
"Duh, gak usah kesana ya, Hun," tolak Kai. Bisa-bisa ia dibuat malu nanti jika ke sana bersama Sehun.
"Kai ...." panggil Sehun. Matanya sudah berkaca-kaca hendak menangis.
"Kai ... mau ya," lirih Sehun.
Kai menghela nafasnya kasar. "Ya sudah ayo," ucap Kai pasrah.
"Paman pulang duluan saja, biar nanti saya pulangnya naik taksi saja," ucap Kai kepada supir Lee Ki Young tersebut.
"Baiklah, Tuan," jawab Pak Young.
⭐⭐⭐
Sehun dengan begitu antusiasnya berlari menuju taman bermain tersebut. Sedangkan Kai, ia hanya berjalan gontai dengan wajah malasnya. Ia terus saja menyumpah serapahi sikap kekanak-kanakan Sehun yang selalu membuatnya kerepotan.
