25%

952 86 8
                                        

Kediaman keluarga Oh sudah sunyi sebab semua orang yang ada di rumah kini tengah berada di kamar mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kediaman keluarga Oh sudah sunyi sebab semua orang yang ada di rumah kini tengah berada di kamar mereka masing-masing. Namun, tidak bagi Kai yang kini sedang menuju dapur untuk mengisi botol air minumnya agar jika dia terbangun tengah malam nanti, ia tidak perlu harus capek-capek turun ke dapur.

Namun, Kai lagi-lagi harus bertemu dengan sosok Caplang laknatnya tersebut. Kenapa laki-laki yang umurnya diatas itu suka sekali berkeliaran di tengah malam? Apa dia tidak betah untuk sekedar diam saja di kamarnya?

Kai berjalan mendekati Chanyeol yang sedang duduk di kursi makan. Tidak ada yang laki-laki itu lakukan selain diam dengan mata yang terpejam.

'Apa yang dia lakukan? Apa dia sedang bersemedi?' batin Kai bertanya-tanya.

"Caplang laknat," sapa Kai.

"Hmm." Chanyeol hanya menjawab dengan gumaman kecil tapi dengan mata yang masih tertutup.

"Apa aku mengganggu acara meditasimu?" Chanyeol langsung menatap Kai jengah. Pemuda ini kenapa selalu bicara melantur seperti itu?

"Ada apa Caplang laknat? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Kai yang menjadi khawatir saat melihat raut wajah Chanyeol yang suram.

"Tidak," jawab Chanyeol sekenanya.

Chanyeol menuangkan air ke dalam gelas kemudian meneguknya hingga tandas. Disaat tangan kanan itu terangkat, Kai tak sengaja melihat luka di tangan Chanyeol.

"Apa kau juga mengalami kecelakaan saat menjenguk temanmu di rumah sakit tadi?" tanya Kai sambil menatap Chanyeol.

Chanyeol hanya diam dan balas menatap Kai. Ia masih belum mengerti akan maksud perkataannya pemuda di depannya ini.

Kai langsung beranjak memasuki dapur. Selang beberapa detik pemuda berkulit tan itu sudah membawa kotak P3K di tangannya.

"Kau mau apa, Kai?"

Kai meletakkan kotak P3K tersebut di meja, kemudian ia meraih kursi di samping Chanyeol untuk duduk. "Tanganmu!"

"Tanganku?" bingung Chanyeol.

"Tangan kananmu terluka, biar aku obati," jawab Kai.

Chanyeol langsung beralih memperhatikan tangan kanannya. Benar saja tangannya sedang terluka dan masih ada darah yang keluar dari lukanya. Pantas saja tangannya terasa nyeri sedari tadi. Kenapa dia tidak menyadari hal ini? Kapan luka itu bisa ada di tangannya?

"Apa yang terjadi, Chan?" tanya Kai lembut sambil mulai membersihkan luka Chanyeol dengan air.

"Sejak kapan panggilanmu terhadapku berubah seperti itu?" tanya Chanyeol yang sedikit merasa aneh dengan Kai yang menyebutkan namanya. Entahlah karena terlalu sering Kai memanggilnya dengan sebutan Caplang laknat membuat Chanyeol merasa aneh jika Kai menyebutkan namanya.

Apa Chanyeol sudah terlanjur nyaman dengan panggilan Caplang laknat Kai terhadapnya? Ah itu bukanlah hal yang baik. Bagaimana bisa dia merasa lebih suka di panggil Caplang laknat daripada dipanggil dengan namanya sendiri?

My Big Baby Boy | HunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang