Karena Kai yang menjadi tulang punggung keluarganya, maka Kai dengan terpaksa harus menjadi seorang baby sitter. Tapi bukan merawat anak pada seusia pada umumnya. Melainkan dia harus merawat anak di usia 18 Tahun yang sepantaran dengannya.
Mampukah...
Malam hari pun tiba. Semua anggota keluarga kini sudah berkumpul di meja makan untuk melaksanakan ritual makan malam mereka. Jika biasanya Sehun yang tak pernah ikut makan malam di meja, berbeda untuk malam ini. Anak itu sekarang tengah turun ke lantai satu bersama Kai.
"Nurut sama Kai, oke," bisik Kai.
"Iya, Kai."
"Yang sopan!" peringat Kai dan Sehun mengangguk paham.
"Malam Pah, Mah," sapa Sehun sambil tersenyum manis kepada kedua orang tuanya.
Sepasang suami istri tersebut terkejut melihat kehadiran Sehun yang tiba-tiba ikut makan di meja makan. Ini sungguh suatu keajaiban bagi keluarga mereka. Dimana biasanya Sehun hanya mau makan di kamar saja, tapi malam ini anak itu ikut makan bersama orang tuanya.
"Hai, Sayang," jawab Donghae. "Tumben kamu mau makan bersama Mama dan Papa?" lanjutnya.
Sehun tak menjawab, ia hanya tersenyum sambil sesekali melirik Kai yang berdiri di sampingnya. Yoona yang mengerti akan perubahan sifat sang anak refleks menoleh kepada Kai. Ia benar-benar tak salah pilih memperkerjakan Kai di rumahnya.
"Kai, ayo duduk. Kita makan bersama," ajak Yoona.
"Eh, nggak, Nyonya. Saya nanti makan di dapur saja," tolak Kai. Ia merasa tidak pantas jika harus duduk bersama keluarga besar tersebut.
"Tidak apa-apa, duduk saja." Donghae ikut menimpali.
"Kai, ayo duduk sini, di samping Sehun," ucap Sehun menarik tangan Kai untuk duduk.
"Iya, Hun. Ini Kai duduk," jawab Kai
Acara makan malam sudah selesai, kini Kai sedang berada di ruang keluarga bersama dengan Yoona dan juga Donghae. Kai juga tidak tau kenapa tiba-tiba saja ia dipanggil.
"Kai, baru satu hari kamu bekerja tapi kamu sudah membuat kami bangga," ucap Donghae yang memecah keheningan.
"Sehun jika bersama kami dia susah sekali menurut, bahkan ia kadang kelihatannya membenci kami," imbuh Yoona. Dan Donghae mengangguk membenarkan. "Kami semakin mempercayakan putra kami kepada kamu, Kai. Tolong jaga dan bimbing dia, ya."
"Besok kami berangkat. Jangan sungkan, jika kamu butuh sesuatu tinggal hubungi kami," timpal Donghae.
"Iya Tuan, Nyonya. Saya akan jaga Sehun," jawab Kai.
"Baiklah, kamu bisa pergi ke kamar kamu," ucap Yoona mengakhiri pembicaraan mereka.
"Baik Tuan, Nyonya, saya permisi," pamit Kai.
Kai yang sudah hendak menuju kamarnya, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti. Dengan malas ia berjalan menuju kamar Sehun, pintunya yang masih terbuka sedikit membuat Kai hanya mengintip enggan untuk masuk.
Ya, siapa lagi memangnya kalau bukan Sehun yang memanggilnya. Tubuh Kai sudah sangat lelah. Ingin rasanya ia langsung tidur. Tapi apalah daya kala mengingat akan tugasnya. Ia harus menjeda waktu istirahatnya.
"Masuk Kai, jangan ngintip." Kai menghela nafas berat kala melihat Sehun yang ternyata masih belum tidur.
"Sehun kenapa belum tidur, hmm?" tanya Kai yang sudah melangkahkan kakinya memasuki kamar Sehun.
"Sehun nunggu Kai."
"Nunggu aku? Kenapa? Kamu takut tidur sendirian, hmm?" tanya Kai yang sudah duduk di samping Sehun.
"Sehun gak bisa tidur," jawab Sehun sambil membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Jadi mau gimana biar bisa tidur? Mau Kai temani?" tawar Kai. Sehun langsung tersenyum sembari mengangguk antusias. Pasalnya itulah keinginannya.
"Baiklah, ayo tidur," ajak Kai sambil menarik selimut tebal Sehun dan membungkuskannya ke tubuh Sehun.
"Kai, pakai selimutnya juga biar gak kedinginan." Nafas Kai seketika berhenti, jantungnya berpacu lebih cepat saat melihat tingkah Sehun yang seperti itu.
'Sadar Kai! Dia tidak akan macam-macam. Ingat, dia hanya mempunyai sifat anak-anak, kau harus memakluminya. Lagipula kalian sama-sama lelaki, bukan?' batin Kai mencoba bersifat tetap tenang.
Posisinya Kai sekarang benar-benar telah berbaring di samping Sehun. Jangan lupakan jantung Kai yang masih konser dadakan. Sekuat tenaga Kai menahan nafasnya agar tetap teratur.
Apakah Kai kembali salah? Kai seharusnya tidak melakukan ini, karena tidur bersama dengan anak majikannya. Namun, saat mengingat Sehun yang bersifat anak-anak, mungkin bukan suatu masalah. Lagian mereka bukan mau berhubungan badan, bukan? Apalagi mereka ini sama-sama lelaki.
Sehun semakin mendekatkan tubuhnya kepada Kai. Tentu saja itu membuat Kai menjadi was-was. Kai mengerjap-kerjapkan matanya berulang kali agar ia masih tetap sadar dan tidak pingsan di tempat.
Greb!
Sehun kembali memeluk erat tubuh Kai sehingga membuat sang empu terkejut bukan main. Nafas Kai kembali berhenti seketika. Dapat Kai rasakan deru nafas Sehun yang menerpa wajahnya.
"Kai, jangan tinggalin Sehun, ya," ucap Sehun. Mata anak itu perlahan tertutup menandakan ia akan segera menuju ke alam mimpinya.
Tiba-tiba bayang-bayang saat ia memandikan Sehun langsung hinggap di pikirannya. Sungguh konyol tingkahnya itu. Bisa-bisanya dia mencium Sehun. Untung saja dia sudah memberi tahu Sehun untuk tidak memberi tahu tentang kejadian tadi. Dan Kai meminta untuk Sehun melupakannya agar semua tidak menjadi masalah besar. Ya, masalah besar untuk dirinya sendiri.
Sehun pun bertanya kenapa. Tapi Kai bilang itu tidak boleh diberitahu oleh siapapun, karena nanti Kai bisa mendapat masalah dan tidak boleh lagi main di rumah Sehun.
Sehun pun langsung mengangguk patuh, ia tidak mau kehilangan Kai. Ia tidak mau lagi ditinggalkan seperti orang tuanya dan kakaknya yang super sibuk itu. Hanya Kai teman satu-satunya sekarang, dia benar-benar tidak mau Kai pergi dari rumahnya.
Perlahan tapi pasti, tangan Kai terulur membalas pelukan tersebut. Lengan Kai sudah menjadi pengganti bantal untuk Sehun hingga sekarang dagu Kai sudah bertumpu pada kepala Sehun.
Kai mengelus lembut puncak kepala Sehun, ia sudah dapat menetralkan tubuhnya. Mungkin ia harus belajar membiasakan diri untuk hal semacam ini karena keadaan seperti ini tak dapat disalahkan. Inilah sebagian tugas Kai.
Karena suasana tubuh yang sudah terasa kelewat lelah dan ngantuk, Kai pun ikut tertidur. Dan jangan lupakan masih dalam posisi yang sama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.