17%

1.7K 192 36
                                    

Vote 🌠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote 🌠

Comment 💬

Follow 👥

Typo bertebaran!
_______________________________________________________

"Sehun, hari ini kita akan pulang. Tapi, sebelum itu Kai mau ke rumah nenek Kai dulu, ya?" ucap Kai yang sedang memakai sepatunya.

"Kai yakin mau pulang hari ini? Kita gak nginep lagi di sini? Kalo Kai masih mau tinggal di sini, Sehun bakal tetap nungguin Kai kok," ujar Sehun yang sedang meminum susu coklat kotaknya.

Mereka berdua memang telah menginap di rumah Kai selama dua hari. Tentunya Kai sudah menelpon Yoona terlebih dahulu untuk meminta izin Sehun yang mau menginap di rumahnya.

Sebenarnya Kai juga diijinkan untuk tidak masuk bekerja dulu. Yoona dan suaminya tentu saja bisa memaklumi kesedihan Kai yang baru saja kehilangan sosok ibunya. Namun, Kai tidak mau terlalu lama berlarut dalam kesedihannya. Bagaimanapun juga hidupnya harus tetap berjalan, bukan?

Rumah Kai tersebut sudah diputuskan untuk dijual saja. Dan adik Kai—Lisa— juga sudah tinggal di rumah neneknya.

"Gak papa kok, lagian kita sudah tiga hari nggak pulang, bukan? Emang kamu nggak kangen sama Chanyeol hyung?"

"Walau ada Chanyeol hyung, dia gak bakal peduli sama Sehun."

"Jangan ngomong gitu. Gimanapun juga dia kakak kamu," nasehat Kai sambil mengunci pintu rumahnya.

"Ayo, kita ke rumah nenek Kai dulu. Baru setelah itu kita pulang," ujar Kai. Sehun hanya mengangguk.

🌼🌼🌼

Ceklek!

Pintu utama kediaman keluarga Oh sudah di buka lebar oleh Kai. Tentu saja Kai langsung bisa membuka pintu kayu coklat serta gagang keemasan tersebut tanpa harus memencet bell terlebih dahulu. Lagipula, untuk apa Kai memencet bell? Toh, dia bukan mau bertamu.

"Sehun, ayo masuk! Kamu sedang apa disitu?" tanya Kai saat melihat Sehun yang duduk di pinggir kolam ikan.

"Lagi liatin Turi, Kai. Dia udah dikasih makan belum ya, sama Bibi?" ucap Sehun sambil tetap memperhatikan ikan-ikan di kolam tersebut.

"Turi?"

"Iya Kai. Turi, ikan koi yang warnanya putih dan ping-ping itu."

"Iya-iya. Ayo cepat masuk!" ajak Kai dan langsung dipatuhi Sehun.

Saat Kai sudah memasuki pintu utama, ia sudah langsung berhadapan dengan Chanyeol. Sebenarnya Kai sudah merindukan sosok laknatnya ini. Sudah beberapa hari ini Kai tidak berdebat dengannya.

"Kai, kau sudah pulang?" tanya Chanyeol lembut.

Chanyeol memang telah mengetahui kabar duka yang sedang dialami oleh Kai. Niatnya ia ingin mengunjungi Kai. Tapi, ia tidak tau dimana tempat Kai berada.

"Iya hyung, aku sudah pulang," jawab Kai sambil tersenyum kecil.

Untuk sekarang biarlah Kai tidak mengatai Chanyeol dengan panggilan caplang laknat dulu dalam kata sapaannya. Bukan tidak mau adu bacot, hanya saja Kai lagi kehabisan stok debat untuk Chanyeol.

Dari wajah lesu Kai dengan mata yang sedikit membengkak tersebut membuat Chanyeol tidak tega. Namun, ia juga bangga di saat seperti ini, Kai masih bisa memperlihatkan senyumnya yang bisa menenangkan orang yang melihatnya, hingga bisa menyembunyikan kesedihannya.

"A-aku ...." ucapan Chanyeol tertahan. Ia langsung saja menubruk tubuh Kai dan memeluknya erat. Entah dapat keberanian dari mana ia ikut merasa sedih saat mendapat kabar buruk tersebut.

Tangan Kai juga spontan membalas pelukan itu. Namun, tidak erat seperti ia sedang memeluk Sehun.

Iya dong! 'kan Sehun lebih istimewa daripada Chanyeol. Haha ....

"Kai, aku turut berduka cita, ya," ucap Chanyeol sambil mengelus lembut bahu Kai.

"Iya hyung, terima kasih." Lalu Kai menarik kembali tubuhnya dari pelukan Chanyeol.

"Kalau gitu aku mau naik dulu ya, hyung. Sehun ayo!" Kai menarik Sehun yang sedari tadi hanya diam menyimak interaksi Kai dan Chanyeol.

"Iya, istirahat yang banyak, ya," ucap Chanyeol sambil menapakkan senyum manisnya.

🌼🌼🌼

"Kai! Sehun bawa makanan nih, kamu mau gak?"

Kai yang sedang memperhatikan foto keluarganya langsung menoleh cepat pada Sehun yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Eeh, maaf Kai, Sehun lupa." Sehun langsung kembali keluar kamar Kai dan menutupnya kembali.

Tok! Tok! Tok!

"Kai," panggil Sehun dari balik pintu tersebut.

Kai yang melihat tindakan konyol Sehun tersebut langsung tersenyum lebar. "Masuk!"

Setelah Kai memberikan jawaban dari dalam, Sehun langsung membuka pintu kamar Kai lagi. Kemudian ia menghampiri Kai yang sedang duduk di atas ranjang.

"Kai, kamu sedang apa?" tanya Sehun sambil meletakkan susu coklat dan juga dua roti yang sudah diolesi oleh selai coklat di atas nakas.

"Gak ada," jawab Kai, lalu meletakkan kembali foto yang berbingkai kecil tersebut ke laci lemari samping ranjangnya.

"Kai lagi sedih lagi, ya?" Sehun menatap Kai lekat-lekat.

"Nggak kok."

"Oh iya, kamu bawa apa?" tanya Kai yang mulai mengalihkan topik pembicaraan.

"Ini Sehun bawa roti sama susu coklat yang sudah Bibi buat karena aku suruh," jawab Sehun sambil meraih piring roti tersebut.

"Kamu yang bawa dari bawah?" tanya Kai dan Sehun mengangguk.

"Hmm ... udah mandiri nih ya, sekarang kesayangannya Kai," ucap Kai sambil mengelus lembut surai hitam milik Sehun.

"Kata Kai, laki-laki harus mandiri dan bisa ngerjain semuanya sendiri. Sehun sekarang mau belajar mandiri biar Kai gak ngatain Sehun lemah."

"Ini Kai, ayo makan," ucap Sehun sambil menyodorkan sepotong roti pada Kai.

"Makasih loh ya," ucap Kai sambil menerima suapan tersebut.

"Aku juga mau!" ucap Sehun sambil memakan roti sisa gigitan Kai.

"Nih Kai, minum dulu." Sehun menyodorkan susu coklatnya.

"Kamu duluan yang minum."

"Nggak, Kai duluan. Biar setelah Kai selesai, baru aku juga ikut minum."

Vote and Comment, Please!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote and Comment, Please!

My Big Baby Boy | HunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang