Karena Kai yang menjadi tulang punggung keluarganya, maka Kai dengan terpaksa harus menjadi seorang baby sitter. Tapi bukan merawat anak pada seusia pada umumnya. Melainkan dia harus merawat anak di usia 18 Tahun yang sepantaran dengannya.
Mampukah...
"Kai, kenapa sih mereka kayak gak ada yang suka sama Sehun?" Sehun terus saja mengoceh perihal ibu-ibu tadi.
Setelah menghindari insiden yang membuat anak orang menangis, kini mereka berdua sedang duduk di kursi taman kota. Kai kembali dibuat pusing karena sedari tadi Sehun tak henti-hentinya mengoceh.
"Sehun, mereka bukan gak suka. Cuma mereka kesel aja karena anak mereka tadi dibuat nangis," jelas Kai sambil memijat pelipisnya yang mendadak pusing.
"Tapi 'kan itu bukan gara-gara aku," jawab Sehun sambil memanyunkan bibirnya dua centi. "Emang pada dasarnya aja anak-anak itu cengeng," sambungnya sambil melipat tangan di depan dada.
"Bukannya tadi kamu juga nangis, Hun?"
Sehun langsung menoleh cepat kepada Kai, dan langsung memeluk Kai dari samping guna menyembunyikan wajahnya di leher Kai. "Ish! Kai kenapa sih harus bilang begitu?! Sehun 'kan jadi malu tau!" ujarnya kesal.
Kai hanya dapat mengulum senyumnya melihat ekspresi Sehun yang selalu berhasil membuatnya gemas. Ia malah semakin gencar menggoda Sehun.
"Berarti Sehun juga cengeng dong. Buktinya tadi kamu nangis juga," ucap Kai.
"Tadi apa hayo ...?? Sehun cengeng ah, kalo masih sering nangis," ledek Kai memotong ucapan Sehun.
"Kaii!!! Kok Kai gitu sih sama Sehun," kesal Sehun sambil melepas pelukannya dari Kai.
Kai langsung tertawa melihat ekspresi marah Sehun. Ia memutar posisi duduknya menghadap Sehun dan kembali menarik tubuh bayi besarnya tersebut ke dalam pelukannya.
"Iya-iya, Kai minta maaf. Tapi Sehun juga harus janji gak boleh cengeng lagi," ucap Kai sambil mengelus lembut bahu Sehun.
"Anak laki-laki itu gak boleh nangis. Nanti kelihatan jadi lemah," ucap Kai.
"Gak boleh nangis lagi, oke," nasehat Kai sambil mencium puncak kepala Sehun.
"Beli es krim mau?" tanya Kai.
"Mau Kai," jawab Sehun antusias.
'Ck! Dasar menyebalkan!' batin Kai.
👶👶👶
Kini Kai dan Sehun sudah berada di tempat jual es krim. Sehun dengan antusiasnya langsung memesan dua sekaligus. Kai hanya mendengus sebal melihat tingkah bayi besarnya itu.
"Kai, rasa apa yang enak, ya?" tanya Sehun.
"Enak semua kok, Hun," jawab Kai.
"Ya sudah, aku mau rasa anggur sama strawberry," ucap Sehun.
"Nah gitu dong!" ucap Kai sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Ajushhi, pesan dua ya, rasa strawberry sama coklat," ucap Kai pada bapak-bapak penjual es krim tersebut.
Selang beberapa menit akhirnya pesanan mereka jadi. Kai langsung kembali mencari tempat untuk duduk dan diikuti oleh Sehun yang sudah berjalan di sampingnya. Setelah menemukan tempat duduk, Kai langsung menikmati es krimnya.
Sudah lumayan lama Kai sebenarnya tidak makan es krim seperti ini. Ia jadi merasa rindu terhadap kenangannya dulu dimana ia juga sering menemani adiknya —Lisa— bermain serta memakan es krim bersama.
Jikalau sudah membahas rindu, Kai jadi pengen pulang dan bertemu dengan keluarganya.
"Kai, punyaku gak enak." Kai langsung menoleh kepada Sehun yang sudah memanyukan bibirnya sambil menatap Kai tajam.
"A-apanya yang gak enak?" gagap Kai. Kai menjadi was-was sendiri saat melihat tatapan tajam Sehun. Bukan? Bukan ia takut, tapi melihat ekspresi Sehun yang seperti itu membuat Kai antara gemas dan juga menjadi ikut-ikutan kesal karena lamunannya harus buyar.
"Es krim ini gak enak, Kai. Rasanya asam-asam, gak enak! Blwekk!" Sehun menjulurkan lidahnya pertanda ia tak suka.
"Tadi 'kan kamu sendiri yang pengen rasa itu," balas Kai sambil kembali memakan es krimnya.
Sehun langsung mendekat kepada Kai. Tatapan mata Sehun terus saja menatap manik hitam milik Kai. Dan sekarang Kai benar-benar dibuat was-was olehnya. Kai mengerjap-kerjapkan matanya berkali-kali saat jaraknya dengan wajah Sehun hanya tinggal sejengkal saja.
Kai menelan ludahnya susah payah. Es krim yang masih berada di mulutnya membuat pinggir bibirnya menjadi kotor dan belepotan. Kai memundurkan posisinya, namun Sehun tetap saja mendekatkan wajahnya kepada wajah Kai.
Kai memejamkan matanya karena tak sanggup lagi ia menatap Sehun yang mendadak bersikap aneh. Jantung Kai sudah bedetak tak karuan, pipinya terasa memanas, dan pikirannya sudah menjulang kepada hal-hal yang mungkin iya-iya. Otaknya mendadak blank dan mulutnya tetap terkatup es krim hingga membuat ia tak dapat membuka suara. Apakah perbuatan mereka waktu memandikan Sehun akan terjadi lagi?
Satu detik.
Dua detik.
Empat detik.
Enam detik.
Saat merasakan es krim dari mulutnya yang terlepas, membuat Kai langsung kembali membuka matanya. Sehun telah menarik es krim tersebut dari mulutnya dan menukar dengan es krim punya Sehun tadi.
Akhirnya Kai bisa bernafas lega. Ia menarik nafas sebanyak-banyaknya guna menetralkan detakan jantungnya yang masih berdegup kencang.
"Kai, es krimnya tukar ya," ucap Sehun diiringi cengiran tak berdosanya.
Lidah Kai mendadak kelu untuk mengeluarkan suaranya. Ia hanya menjawab dengan sebuah anggukan dan menerima es krim yang telah Sehun sodorkan kepadanya.
"Tadi Kai kenapa pejamin mata?" tanya Sehun sambil menikmati es krimnya.
'Ya karena aku pikir kamu mau cium aku bodoh!' batin Kai mengumpat.
"G-gak papa," jawab Kai sambil tersenyum paksa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.