14☽ the necklace

3.1K 584 165
                                    

Junkyu memandang wajah manis di hadapannya dengan mendamba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junkyu memandang wajah manis di hadapannya dengan mendamba. Memperhatikan setiap titik, tak melewatkan sisi manapun. Di matanya, Mashiho itu sangat indah. Membuatnya tidak ingin membuang waktunya selain bersamanya.

Mashiho menyuapinya begitu tulus, ia mengurus Junkyu dengan sangat baik setiap harinya. Hati Junkyu sangat tersentuh melihatnya. Bagaimana bahagianya seorang Mashiho ketika diberi tanggung jawab untuk menemani Junkyu sampai pulih.

"Mashiho, apa kalungnya bersamamu?" tanya Junkyu setelah meminum obatnya. Menatap Mashiho yang sibuk merapihkan nakas di samping ranjangnya.

Remaja Takata itu menoleh kemudian mengangguk, merogoh sesuatu di sakunya kemudian mengeluarkannya. Memberikannya pada Junkyu yang menatap kalung itu dengan pandangan teduh.

Lantas Junkyu kembali memandang Mashiho kemudian menarik pergelangan tangannya untuk duduk.

"Mendekat lah. Aku akan memberi tahu semuanya tentang kalung ini." Mashiho menurut, ia duduk dan menatap penuh pertanyaan seperti tatapan anak murid kepada gurunya.

"Kalung ini adalah pemberian mendiang Ibuku. Namanya Bae Joohyun. Dia telah tiada sejak aku masih kecil karena sakit. Aku masih ingat dengan jelas saat saat dimana ia memberikan kalung ini padaku. Saat ia sedang sekarat, dimana ia sudah berada di penghujung kematiannya."

Junkyu tersenyum simpul, mengusap kalung itu dengan ibu jarinya. Memandang foto masa kecilnya yang tertera disana.

"Bagiku, dia adalah segalanya. Aku menyayanginya lebih dari apapun. Aku selalu mengingat suaranya dan senyuman nya. Setiap malam sebelum tidur dia menyanyikan lagu penghantar tidur untukku."

"Dan berakhir, aku lah yang menyanyikan lagu penghantar tidur untuknya di saat-saat terakhirnya."

Mashiho menatap sendu Kim Junkyu, remaja mungil itu mengulum bibirnya merasa sedih mendengar kata-kata itu, mengetahui kebenaran bahwa Ibu kandung Junkyu ternyata sudah tiada. Bukan Kim Jisoo.

"Junkyu hyung, aku turut bersedih setelah mengetahuinya.."

Junkyu tersenyum miring, menegakkan tubuhnya perlahan. "Aku ingin kamu memakai kalung ini. Mashiho, selama ini aku tidak pernah mempercayai siapapun selain mendiang Ibuku, Jeongwoo dan Jaehyuk sebelumnya. Kali ini, aku sungguh mempercayai mu. Aku percaya padamu dalam bentuk apapun."

"Tidak.. Junkyu hyung, aku tidak pantas mengenakan kalung ini."

"Diam, berbalik lah. Biarkan aku memakaikan kalung ini."

Junkyu langsung memakaikan kalung tersebut di leher Mashiho begitu ia berbalik. Lelaki Kim itu mengembangkan senyum cerahnya melihat bagaimana indahnya kalung itu ketika terpasang cantik menghiasi leher Mashiho.

"Berjanjilah padaku. Dalam keadaan apapun, berjanji lah untuk jangan pernah melepas kalung ini."

Mashiho menganggukkan kepalanya, "aku tidak akan melepaskan nya, Junkyu hyung. Tidak akan." ucapannya barusan mengundang kekehan lembut dari bibir Junkyu. Lelaki 23 tahun itu menarik Mashiho untuk mendekat kearahnya, memeluknya dengan erat.

Desire +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang