22☽ little takata was born

2.6K 465 36
                                    

25 Maret 2003

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 Maret 2003.

Setelah mengetahui kehamilan Hinada yang mengejutkan itu, Junmyeon memutuskan akan memperhatikan keadaan Hinada setiap waktu, agar janin yang ia kandung tetap sehat seperti apa yang diinginkan oleh perempuan 28 tahun itu.

Junmyeon benar-benar menutup kupingnya dari omongan buruk publik mengenai dirinya dan Hinada. Mulai sekarang, ia akan bersikap lebih tegas dalam memimpin. Dan pastinya ia akan selalu menjaga Hinada.

Hingga pada suatu hari, Joohyun mengetahui semuanya. Semua rahasia yang dirahasiakan oleh Junmyeon mengenai kehamilan Hinada yang membuatnya merasa curiga dan menuduh bahwa kehamilan itu berasal dari hubungan antara suaminya dan sekretarisnya.

"Aku ingin kita bercerai! dan aku akan mendapatkan hak asuh penuh atas Junkyu. Jadi, cepatlah tanda tangani surat ini lalu semuanya akan selesai." Joohyun melemparkan kertas berisi surat pengajuan perceraian yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari itu di hadapan Junmyeon.

"Jangan bodoh, Kim Joohyun. Sudah kukatakan padamu berkali-kali kalau Hinada tidak memiliki hubungan apapun denganku! kau pikir aku tidak setia pada mu, huh?"

"Yes, you're not, Kim Junmyeon! kau selalu mengurusnya setiap hari, bahkan kau menginap dirumahnya! kau melupakan ku dan Junkyu yang menunggu mu setiap harinya. Aku lelah, Junmyeon ssi."

Kristal bening keluar begitu saja dari kedua mata Joohyun yang sudah berkaca-kaca, siap menumpahkan air dari dalamnya. Joohyun sudah terlalu lelah menahan isi batinnya yang tersiksa, menahan kesedihannya ketika mengetahui suaminya memiliki hubungan gelap dengan sekretarisnya sendiri.

"Joohyun, hentikan! kau selalu saja berfikiran yang tidak-tidak, aku lebih merasa lelah menghadapi dirimu yang keras kepala ini!"

"Kalau begitu cepat tanda tangani suratnya. Sudah jelas kau memang menginginkan perpisahan ini. Begitu juga denganku."

"Tidak akan, Kim Joohyun. Aku tidak akan berpisah denganmu. Karena aku masih ingat bahwa aku memiliki putra yang perlu ku beri kehangatan, aku masih ingat bahwa Junkyu sangat membutuhkanku. Dan dia membutuhkanmu juga. Dia membutuhkan kita, Joohyun!"

Joohyun tersenyum remeh mendengarnya, "Omong kosong. Kau tidak pernah mempedulikan Junkyu. Bahkan dia mengatakan sendiri padaku kalau dia tidak ingin bertemu Ayahnya yang pembohong ini."

"Apa katamu? apalagi ini, Kim Joohyun?! astaga!" Junmyeon memukul mejanya dengan kencang. Mengusap wajahnya dengan kasar merasa kesal dengan tingkah istrinya yang selalu seperti ini. Tak pernah berubah sejak dulu.

"Terserah mu saja. Ku tunggu tanda tangan mu. Aku pergi sekarang." Joohyun berbalik, melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Junmyeon dengan santainya. Sebelum benar-benar pergi, Joohyun menyempatkan diri menghampiri sekretaris baru suaminya yang menggantikan posisi Hinada sampai putranya lahir.

Desire +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang