ALLUNA 107✔

39 2 0
                                    

Erik hanya diam menatap Luna yang sedang berdiri bersandar pada tembok.

"Seharunya kita nggak pernah ketemu kak!"ucap Luna.
"Tapi kenyataannya kita ditakdirkan bertemu!"ucap Erik berdiri dari duduknya.

Erik berjalan menuju jendela menatap jalanan kota yang ramai kendaraan.

"Jauh jauh dari keluarga gue!"ucap Luna.
"Gue nggak akan biarin Rino bahagia!"ucap Erik.

Luna mengepalkan tangannya mencoba untuk tidak mencekik leher Erik sekarang.

"Jangan buat gue jadi pembunuh untuk kedua kalinya kak!"ucap Luna dingin.

Deg.

Jantung Erik langsung berpacu dengan cepat mendengar perkataan Luna barusan.

Luna tersenyum miring lalu berjalan mendekat mengeluarkan pisau kecil yang selalu dia bawa.

Luna menarik tangan Erik hingga menghadap dirinya.

"Alluna!"ucap Erik.

Luna menempelkan ujung pisau itu pada dahi Erik.

"Jangan main main kak!"ucap Luna.

"Lo nggak tahu apa apa!"
"Rino selalu aja ngerebut kebahagian gue!"
"Dulu dia rebut lo dari gue!"

Deg.

"Terus sekarang dia ngerebut Sandra!"ucap Erik.

Luna mundur satu langkah kaget mendengar perkataan Erik.

"Maksud lo apa?"ucap Luna.
"Gue jatuh cinta sama lo dulu Alluna tapi lo malah jauhin gue!"ucap Erik.

Luna menurunkan tangannya yang tiba tiba lemas.

Gila.

Luna merinding mendengarkan pernyataan Erik.

"Lo gila kak?"ucap Luna.
"Ya dan lo yang udah buat gue gila!"ucap Erik.

Erik mengulurkan tangannya mengusap lembut kepala Luna.

"Dan mungkin perasaan itu masih ada sampai sekarang!"ucap Erik.
"Kakak gila!"ucap Luna membalikkan tubuhnya.

Luna linglung mendengar kenyataan ini jadi ini alasan Erik melakukan semuanya.

"NGGAKK!!!!"teriak Luna.

Erik yang melihat itu langsung mendekat memeluk Luna dari belakang.

"Luna tenang!"ucap Erik.
"NGGAKKKK!!!!"teriak Luna melemparkan pisau ditangannya.

"BILANG SAMA GUE LO BO'ONG KAK!!!"
"LO NGGAK PERNAH CINTA SAMA GUE!!!!"
"NGGAKKKK!!!"
"KENAPA? KENAPA GUE SELALU AJA JADI ALASAN KESEDIHAN SESEORANG!!!!"
"KENAPA TUHAN??!!!!!"
Teriak Luna frustasi.

Lila dan Firlan mereka berdua meninggal karena Luna.

"Alluna tenang gue mohon..."lirih Erik.

Luna menutup telinga nya yang berdengung lalu gelap.

"ALLUNA!!!"teriak Erik.

Erik segera menggendong Luna dan berlari keluar tapi langkahnya terhenti di depan lift.

Lano dan Johan berdiri di sana menatap Erik tajam.

"Om-"ucap Erik terpotong saat Lano mengambil alih Luna darinya.
"Saya mohon jauhi keluarga saya... Sudah terlalu banyak masalah dikeluarga kami..."lirih Lano.

Deg.

Jantung Erik berdetak cepat mendengar Lano.

Lano dan Johan segera membawa pergi Luna ke rumah sakit.

Erik menundukkan kepalanya dan air matanya kembali menetes.

"Kenapa gue selalu salah?"gumam Erik.

🍩🍩🍩

Luna terbaring di ranjang rumah sakit dan belum bangun dari dua jam yang lalu.

"Cobaan apa lagi ini Tuhan?"batin Lano.

"Tuhan tolong jangan buat keluargaku bersedih lagi... Bangunkan putriku..."batin Ares.

"Donat bangun lo bikin gue khawatir..."batin Kendy.

Perlahan Luna membuka matanya membuat semua menatapnya.

"Luna... Sayang..."ucap Ares mengusap pipi Luna.
"Mamah..."lirih Luna.
"Mamah disini sayang... Mamah disini..."ucap Ares memberikan kecupan di pelipis Luna.

Luna segera memeluk Ares erat dia kembali menangis di pelukan mamahnya.

"Luna takut mamah... Luna takut..."lirih Luna.
"Jangan takut sayang... Mamah selalu ada buat kamu..."ucap Ares.

Lano segera keluar dari ruangan itu rasanya sesak sekali melihat itu.

Kendy menghela nafas lega setelah melihat Luna kembali membuka matanya.



Luna lanjuttttt...
Semoga suka ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!!!

See you next chapter...
Bye...

ALLUNA {#LEONAGARA3} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang