ALLUNA 108✔

37 2 1
                                    

Luna menatap datar jendela ruang rawatnya.

Luna tak boleh pulang karena kondisinya yang masih lemah.

Ceklek.

Pintu terbuka menunjukan Kendy dengan wajah datar nya.

"Donat!"ucap Kendy membuat Luna menoleh.
"Hai!"ucap Luna tersenyum tipis.

Kendy membalas senyum Luna dengan senyum lebarnya lalu mendekat.

"Gue bawa donat kesukaan lo! Makan ya!"ucap Kendy.
"Mana?"ucap Luna.
"Nih! Pokoknya harus lo habisin gue udah capek bikinnya!"ucap Kendy menyerahkan sekotak donat.
"Pasti kalo dibikin lo mah!"ucap Luna sambil membuka dan mengambil satu donat.

Luna mulai memakan donat ditangannya dengan wajah senang.

Kendy menghela nafas pelan lalu tangannya bergerak mengusap lembut kepala Luna.

"Gue mohon lo selalu baik baik aja Luna!"ucap Kendy.
"Gue baik baik aja Ken!"ucap Luna.
"Diluar lo emang kelihatan baik baik aja tapi gue nggak tahu di dalem hati lo baik baik aja atau nggak!"ucap Kendy membuat Luna membeku.
"Sekali lagi lo buat gue jadi orang asing Luna..."lirih Kendy menatap nanar Luna.

Luna menatap Kendy sendu air matanya siap keluar kembali tapi dia tahan mati matian.

"Gue cuma takut lo pergi dari hidup gue..."lirih Luna.

🍩🍩🍩

Lano menatap langit malam ini yang terlihat mendung bahkan tak ada bintang yang terlihat.

Ares yang baru saja keluar dari ruang rawat Luna menoleh menatap Lano.

"Lano!"ucap Ares.
"Luna udah tahu semuanya sa..."ucap Lano mengusap rambut Ares.
"Harusnya kita jujur sama dia... Maaf Lano..."ucap Ares.
"Hei... Bukan cuma kamu yang salah sayang aku juga salah... Maaf..."ucap Lano.

Mata Ares berkaca kaca lalu Lano segera memeluk Ares.

"Aku takut mental Luna terganggu lagi..."lirih Ares membuat Lano meneteskan air matanya.

🍩🍩🍩

Keesokan harinya...

Luna terdiam sejak kemarin Kendy tak kembali untuk menemuinya.

Sepertinya Kendy benar benar marah padanya.

"Kendy maaf..."lirih Luna.

Luna berdiri lalu menatap keranjang buah di nakas tidak lebih tepatnya pisau buahnya.

"Karena gue..."
"Karena gue banyak orang yang terluka..."
"Karena gue..."
"Gue bener bener nggak berguna..."
"Lo bego Luna!"
Gumam Luna.

Tangan Luna perlahan bergerak mengambil pisau buah itu.

Luna tersenyum miring menatap pisau itu sambil mendekatkan pada lengannya.

"Lebih baik kalau gue nggak ada didunia ini!"

Ceklek.

Sandra membuka pintu dan kaget melihat apa yang sedang Luna lakukan.

"Luna!!!!"pekik Sandra.

Luna tak menghiraukan panggilan Sandra malah terus menyatat lengannya.

"Jangan mendekat!"ucap Erik tiba tiba muncul.
"Lo?"ucap Sandra.
"Jangan mendekat atau lo akan kena akibatnya!"ucap Erik.

Erik menoleh menatap sendu Luna dengan darah yang sudah berceceran dilantai.

"Gue nggak bisa biarin-"ucap Sandra terpotong karena Erik tiba tiba melangkah menuju Luna.

Erik tepat dihadapan Luna lalu menahan tangan Luna.

Luna mendongak menatap mata Erik berkaca kaca.

"Alluna..."lirih Erik.
"Gue cape hidup kak..."lirih Luna.

Tak!

Pisau itu terjatuh kelantai dan Erik segera menangkap tubuh Luna.

Erik mendekap tubuh Luna erat ada ketakutan sangat besar melihat Luna seperti tadi.

"It's okay lo bisa istirahat sebentar..."lirih Erik.

Luna lanjuttttt...
Semoga suka ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!!!

See you next chapter...
Bye...

ALLUNA {#LEONAGARA3} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang