BAGIAN 7: INGATAN (2)

18.7K 1K 16
                                    

Erica melirik pada jam besar di dinding... kamar...

Pukul tiga sore. Dan sejauh ini, Erica lebih banyak melihat pemandangan di dalam... kamar. Ranjang. Bed Cover. Buffet. Weker. Dan... Dunant.

Dunant menyukai bagaimana sebelumnya, Erica menulis dengan ujung lipsticknya ke cermin meja rias. Sudah beberapa jam, Dunant terus menulis di cermin. Dan sudah menghabiskan sekitar tujuh lipstick yang terus di tekan hingga patah. Tangan Dunant sudah belepotan. Noda lipstick itu juga mengotori seprei di ranjang, meja kayu, dinding dan handuk. Dunant menggunakan handuk putih untuk menghapus coretan lipstick di cermin.

Erica terus memperhatikan gerak-gerik Dunant yang mengingatkannya dengan sosok anak perempuan. Erica mulai teringat dengan dirinya di masa kecil. Ia mengenali tanda lahir yang ia miliki di pergelangan tangannya. Tangan kecil itu mencoret-coret cermin meja rias di suatu tempat. Erica tidak ingat di mana. Tetapi kilasan ingatan itu memberitahunya... bahwa ia adalah anak yang nakal atau terlalu kreatif. Ia mengingat tangannya juga pernah mencorat-coret dinding. Kaca mobil. Juga bokong sapi.

Erica mulai tersenyum kecil. Sambil mengingat kisah si "bokong sapi", ia juga melihat bagaimana Dunant terus menjilati bibirnya yang terlihat gemas setiap kali Dunant merasa kalau tulisannya jelek. Dan berapa kalipun ia mengulangnya... tulisannya tetap jelek. Dunant menyeka ke pipinya yang tampak gatal. Dan membuat noda lipstick ikut menorehkan jejaknya di situ. Erica pun kembali tertawa. Ia menghampiri Dunant dengan perlahan. Dan memberi tepukan lembut ke bahu Dunant. Dunant langsung menghentikan aksinya dan menoleh cepat pada Erica. Bila di tepuk, ia selalu menoleh dengan wajah yang tersipu-sipu. Dunant mengarahkan tangannya ke cermin tanpa berkata-kata. Tetapi Erica mengerti bahwa Dunant sedang memamerkan hasil karya seninya di cermin.

Erica mengangguk-angguk. "Indah...", kata Erica. Ia menoleh lagi pada Dunant. Dan mulai menggosokkan jemarinya ke pipi Dunant. Erica tahu, ia takkan membuat pipi Dunant bersih sama sekali. Ia memang sengaja melakukannya untuk membuat noda itu semakin melebar. Erica pun menyambar satu lipstick dari atas meja dan mulai menggambar di situ. Erica membuat pola mozaik di pipi Dunant. Dunant tampak kebingungan. Ia mundur perlahan dan menolehkan wajahnya ke cermin. Lalu menoleh lagi pada Erica sambil tersenyum.

Kini Erica mengetahui... apa lagi yang Dunant sukai. Erica mulai membuka kancing kemeja Dunant. Membuat mata Dunant kembali menyorotnya dengan bergairah. Untuk kesekian kalinya, dalam waktu kurang dari 48 jam.

"Bukan itu, Dunant!", sentak Erica. "Ada kalanya, keintiman bukan soal seks..."

Dunant memicing.

"Kamu tau seks?", tanya Erica sambil melirik sesekali ke mata Dunant. Sementara jemarinya terus membuka kancing kemeja Dunant dengan cepat. "Seks itu pergulatan dengan tubuh. Keintiman kita sekarang... adalah soal berkarya bersama..." Erica mulai menepuk-nepuk pipi Dunant, berusaha membuyarkan sorotan mata Dunant yang cepat sekali mengarah kepada gairahnya.

Erica sudah selesai membuka kemeja Dunant dan menariknya hingga lepas. Lalu mulai menggoreskan ujung lipstick ke tubuh berotot Dunant. Erica menggambar bola mata dengan melingkari kedua puting di dada Dunant. Lalu menggambar hidung di otot-otot perut Dunant. Dan ia menggambar mulut yang sedang tersenyum di garis perut Dunant. Lalu Erica memutar tubuh Dunant untuk bercermin ke kaca. "Ini adalah wajah laki-laki yang suka mendominasi", kata Erica. Dunant melenggakkan kepalanya ke atas. Ia tertawa dengan lenguhan-lenguhannya. Ia tertawa dengan lebar. Ia terlihat begitu terhibur. Begitu... senang.

Astaga, batin Erica, Apa lo gak pernah tau yang kayak gini? Katanya pernah liat internet... Erica menggeleng-geleng kepalanya.

Erica pun langsung menyambar pensil alisnya dan menggambar sebuah wajah dengan posisi terbalik di dagunya. Lalu ia merebah ke atas ranjang dan melenggakkan kepalanya dengan sedikit menggelosor ke tepian ranjang sehingga Dunant bisa melihat wajah di dagunya dengan posisi yang terbalik. Erica pun mulai berkata-kata, "Ini adalah wajah perempuan yang suka memanipulasi..."

DUNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang