BAGIAN 20: PILIHAN (1)

15.9K 827 41
                                    

Alex menemui salah satu relasinya di Jakarta; Dr. Sutanto Sps.

Alex membahas keadaan Erica yang sudah sembuh dari cidera tulang lehernya dan sudah mendapatkan semua ingatannya kembali. Namun Erica tetap tidak bisa mengingat kisahnya bersama Dunant. Erica juga sempat mengalami depresi berat selama tiga bulan penuh.

"Dia terus nangis setiap malam", kata Alex. "Dia 'gak pernah tersenyum lagi..." Mata Alex menerawang jauh.

Dr. Sutanto membuka mulutnya, "Secara umum, ada tiga macam amnesia. Pertama adalah anterograde amnesia. Si penderita tidak bisa mengingat peristiwa yang terjadi setelah dirinya terkena amnesia. Kedua adalah retrogade amnesia. Si penderita tidak bisa mengingat masa lalunya. Bisa disebabkan karena benturan pada kepala atau penyakit tertentu. Lalu yang ketiga adalah dissosiative amnesia atau psikogenik. Si penderita tidak bisa mengingat informasi pribadinya yang penting. Bisa terjadi karena pengalaman traumatic... di mana secara psikologis, si penderita menggunakan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi dirinya dari rasa cemas, rasa malu, rasa bersalah atau bahkan dari sanksi sosial." Dr. Sutanto menyelesaikan kalimatnya dan langsung mereguk teh hangatnya.

Alex menghela nafasnya. "Kenapa dia depresi? Padahal, dia 'gak inget Dunant..." Alex lebih terdengar seperti menggumam, bukannya bertanya.

Dr. Sutanto pun tertawa kecil. "Kamu cinta banget sama dia, ya?"

"Apa itu obatnya untuk Erica? Cinta?" Alex balik bertanya sambil terkekeh. "Maksud saya, selain intervensi untuk membuat dia merasa aman?"

Dr. Sutanto menarik nafasnya. "Dari hasil MRI, memang pernah ada trauma pada otak. Tapi 'gak fatal. Dan memang ada trauma baru, saat dia jatuh untuk yang kedua kalinya. Tapi itu juga 'gak fatal. Dan dia membaik." Dr. Sutanto menarik nafasnya lalu melanjutkan kalimatnya, "Tapi secara psikis, Erica punya trauma. Apa kamu bener-bener jadi merit sama Erica? Dalam keadaan dia yang seperti itu?"

Alex terdiam sejenak. Lalu menjawab, "Iya. Tapi nanti, kalo dia udah siap..."

***

Alex mengenang Dunant. Sudah tiga bulan berlalu sejak Dunant dibawa pulang ke negeri kelahirannya oleh ayah dan saudara-saudaranya. Alex tidak perlu menjaga Dunant lagi sebagaimana yang pernah diamanatkan oleh almarhum papanya.

Apapun yang membuat Erica terlupa pada Dunant, dianggap Alex sebagai sebuah keadilan. Alex menganggapnya sebagai kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan normalnya bersama Erica sebelum Dunant masuk ke tengah-tengah mereka dan mengubah semuanya menjadi begitu terbalik bagi Alex.

Namun enam bulan kemudian, keadaan normal itu tidak bisa berjalan mulus seperti yang Alex harapkan...

Karena Dunant sudah mendapatkan identitas dan surat-surat yang jelas. Ia sudah berangkat bersama Woody, Dakota dan Dalton yang kebetulan ingin berlibur ke Bali. Sementara Jon telah menikah dan tinggal di Iowa bersama istrinya yang sekarang sudah mengandung. Dan Chamberlain telah wafat di saat Dunant masih terbaring koma.

Dunant sempat koma selama tiga bulan sejak ia terjatuh. Dan ia mendapatkan banyak santunan dari yayasan sosial yang berempati dengan kisahnya meskipun kisah itu ditutup rapat dari publik, demi keamanan Dunant dan saudara-saudaranya. Dan selama terpisah dari Erica, Dunant hanya bisa memimpikannya di dalam tidurnya setiap malam. Ia sudah tidak melihat Erica selama sembilan bulan lamanya. Ia membayangkan kalau anaknya mungkin saja sudah lahir. Sementara ia tak berdaya setelah tersadar dari komanya. Ia harus menjalani terapi selama enam bulan. Dan sekarang, ia sudah cukup pulih untuk berangkat menemui Erica kembali...

Dunant sudah berada di angkasa, memandangi langit biru dari jendela pesawat. Juga memandangi hamparan warna-warni di bawah. Ia mencari-cari sosok Erica di bawah sana. Kepalanya sempat digunduli hingga plontos. Tetapi rambut-rambut baru sudah tumbuh di kepalanya. Hanya saja, rambut itu takkan tumbuh lagi di bekas luka jahit yang melintang di bagian belakang kepalanya. Ia sempat mengalami pendarahan di otak. Banyak dokter yang terheran-heran melihat kesembuhannya yang cepat setelah ia mengalami pendarahan otak yang cukup hebat, patah tulang kaki, patah tulang rusuk, pendarahan di paru-paru, cidera tulang leher, retak pada tulang panggul dan ruas-ruas tulang punggung... Dunant selamat. Bahkan pulih tanpa cacat ataupun gegar otak. Para dokter pun hanya bisa berkata, "It's a miracle".

DUNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang