BAGIAN 10: INGATAN (5)

19.4K 1.1K 33
                                    

Erica menyantap sarapannya dengan beringas, seperti orang yang kelaparan.

Erica dan Dunant memulai sarapan pada pukul sembilan. Semua masakan pun sudah terasa dingin. Tetapi Erica tidak memperdulikannya. Begitupun dengan Dunant.

Erica dan Dunant sempat saling berpandangan mata dengan kedua pipi mereka yang sama-sama menggembung. Saat Erica tertawa, Dunant juga tertawa dengan suara yang melenguh. Erica merasa lucu sendiri. Sementara Dunant merasa senang karena melihat Erica senang. Dunant juga masih merasa senang karena mengingat pengalaman barunya di kamar. Pelajaran baru dari Erica... tentang "bahasa tubuh".

Dunant mengambil tissue dari kotaknya di atas meja lalu menyekakannya ke seputar mulut Erica yang kini juga ikut belepotan. Dan itu membuat Erica semakin merasa geli sendiri. Tawa tergelak pun meluncur dari mulutnya. Erica terus memandangi Dunant dengan mata terenyuh, merasa bersyukur kalau dirinya mengalami kehilangan ingatan meski tidak permanen. Kalau ia tidak kehilangan ingatannya, ia hanya mengenal Dunant sebagai laki-laki yang aneh dan menggelikan.

Sekarang Erica melihatnya dengan berbeda. Dunant sangat berharga baginya. Bahkan membuatnya rela membiarkan Jevan memiliki semua aset dan harta warisannya. Meski pun hal itu membawa Erica kepada banyak pertanyaan baru untuk masa depannya bersama Dunant. Dari masalah nafkah sampai ke... anak. Ia belum berpikir untuk memiliki anak, mengingat Dunant sendiri masih berkelakuan seperti anak kecil. Mengingatkan Erica pada kelakuannya dulu, sebelum mengenal Dunant seperti ini. Erica juga berkelakuan seperti anak kecil. Sekarang, ia harus menjadi istri, kekasih, teman sekaligus ibu bagi Dunant.

Dunant masih suka meneteskan air liurnya bila makan dengan pipi yang menggembung atau tertawa dengan mulut yang membuka terlalu lebar. Dunant juga mudah marah bila merasa dirinya dijauhi atau ditinggalkan. Dunant mudah merasa sendirian dan kesepian. Semua yang Dunant rasakan, adalah apa yang Erica rasakan sebelumnya. Mendampingi Dunant, membuat Erica mengekang sikap dan kebiasaan buruknya sendiri di dalam banyak hal.

Erica mengambil tissue dari kotak di atas meja dan melakukan hal yang sama pada Dunant. Ia menyekakan tissue itu ke seputar mulut Dunant sambil membisik lirih di dalam hatinya, Aku akan jaga kamu.

Dunant terus saja tersenyum dengan mata yang menatap lurus ke wajah Erica. Dunant tidak berusaha mengatakan apapun dengan gerakan tangannya yang sudah belepotan dengan bumbu masakan. Tetapi ia seakan bercerita tentang banyak hal, melalui tatapan matanya yang bening dan berbinar itu. Membuat Erica mengingat, ketika Dunant tak mampu lagi bergerak... dan hanya bisa memandang.

Erica mulai berpikir kalau ia juga harus mengerti arti dari setiap tatapan mata Dunant.

"Apa kamu tahu... kalau kamu di sayang?", tanya Erica sambil terus memperhatikan wajah Dunant. Mata Dunant tampak semakin berbinar. Iya, Erica menjawab sendiri di dalam hatinya. Ia juga mendapati rasa terenyuh, tersisip di pandangan mata Dunant itu. Iya, aku merasakannya, Erica mencoba menyuarakan isi hati Dunant di dalam batinnya sendiri. Kemudian Erica memperhatikan bagaimana jemari Dunant bergerak-gerak seolah sedang meraba sesuatu. Dengan mata yang terus menatap lurus pada Erica. Dengan sudut bibir yang tersenyum. Erica melihat mata itu mudah sekali untuk berkaca-kaca bila pemiliknya merasakan sesuatu yang menyentuh hatinya. Entah sedih, entah marah, entah senang. Aku rindu untuk disayangi seperti ini, Erica seakan mendengar Dunant bersuara seperti itu. Tetapi Dunant hanya memandang lurus. Tidak berusaha mengatakan apapun. Kemudian mengunyah makanannya lagi, dan tampak berkerenyit sesekali di saat ia menelan. Erica memperhatikan Dunant menelan makanannya dengan berat. Dunant baru saja menelan potongan ikan bandeng.

Dia menelan duri ikan, Erica membatin. Tangan Erica langsung meraih gelas berisi air putih dan menyodorkannya dengan cepat ke depan mulut Dunant. Membuat Dunant menoleh padanya kembali dengan kedua alis yang hampir bertautan. Dunant tersenyum dan langsung meminum airnya. Dunant masih memegangi lehernya dan tampak menelan air liurnya sendiri dengan kesakitan. Erica pun mengisi kembali gelas kosong Dunant, sampai penuh. Lalu menyodorkannya lagi ke depan wajah Dunant. Dunant tampak berkerenyit. Ia melenguh panjang dan menggembungkan mulutnya.

DUNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang