BAGIAN 26: CATATAN ERICA (3)

16.7K 881 51
                                    

Erica mendengar sorak-sorai perayaan di ruang makannya...

Dunant merayakan hasil panennya yang berlimpah di tahun keenamnya bersama Erica di Iowa. Semua saudaranya datang berkumpul untuk makan malam bersama. Mereka sudah duduk mengitari meja besar di ruangan yang terlihat lebih luas dari sebelumnya. Dalton dan Dakota sudah membawa pasangan mereka masing-masing. Hanya Woody, yang terlihat masih sendirian.

Dunant sudah membangun rumahnya dengan bata. Ia juga membangun lebih banyak ruang dengan tiga kamar tidur tambahan, membuat kolam ikan di pekarangan belakang dan memperluas area peternakan yang jumlah ternaknya juga bertambah. Lumbung-lumbung penyimpanan hasil panen yang berbentuk silinder seperti cerobong asap besar juga berdiri menjulang di atas lahannya, dengan jumlah lebih dari satu.

Dunant terlihat begitu bahagia. Semua impian sederhananya, satu-satu mulai terwujud. Ia sudah menyediakan satu kamar dengan ranjang bayi dan semua keperluannya dengan lengkap. Padahal Erica belum juga mengandung. Tetapi Dunant tidak mau mendengar kata "tidak bisa". Ia mengingat kalau keajaiban pernah terjadi di dalam hidupnya berkali-kali. Sewaktu ia kecil, ia hidup karena keajaiban. Sewaktu ia mendapatkan hati Erica, itu juga keajaiban. Sewaktu ia selamat dari kecelakaan di gunung Gede, itu benar-benar keajaiban. Dan terlebih, sewaktu ia bisa menikah dengan Erica... itu adalah keajaiban yang takkan pernah terlupakan. Dan segala yang bertambah di dalam hidupnya bagaikan serbuan keajaiban yang tak kunjung habis.

Dunant masih menunggu satu keajaiban lagi di perut istrinya. Ia ingin memiliki teman kecil yang tak pernah dimilikinya dulu...

"Cheers!!!" Dunant saling bersulang dengan saudara-saudaranya. Dunant sudah memiliki tanahnya sendiri dengan luas mencapai 145 hektar. Hanya berselang tiga tahun saja dari saat terakhir ia mengalami gagal panen secara total. Usianya sudah 37 tahun. Kisahnya dibukukan dan dikomersilkan, sehingga ia mendapatkan banyak aliran dana dari situ yang kemudian dialokasikannya untuk membeli tanah. Sementara alat-alat pertanian disewanya dari Dalton untuk sementara waktu, sampai hasil panennya berlipat kali ganda seiring dengan bertambahnya luas lahan yang terus diusahakannya. Barulah ia membeli alat-alat berat untuk pertaniannya sendiri.

Perayaan itu semakin meriah dengan kehadiran tamu yang tidak diduga-duga...

Alex sudah berdiri di pintu depan. Dunant sempat terdiam, terpaku melihat kehadiran Alex. Alex pun masih saja menatapnya dengan sama, dengan sorot mata tajamnya yang tak pernah mau bersahabat dengan Dunant. "Gue dateng mau liat keadaan Erica", jelas Alex tanpa basa-basi. Dengan nada suaranya yang datar. Enam tahun menyendiri, membuatnya cukup piawai untuk memperlihatkan kebekuan dan kesunyiannya.

Dunant mendengus. Dengan mata yang balas menyorot dengan tajam, ia langsung merengkuh dan menarik kedua bahu Alex dengan kencang. Ia menarik Alex ke dadanya... untuk dipeluknya dengan erat. Dunant terdengar melenguh-lenguh senang sambil mempererat dekapannya. Ia baru saja berkelakar. Berharap Alex ketakutan setengah mati. Namun pelukan eratnya tetap membuat Alex megap-megap. "Lepasin! Ih!!!" Alex menepuk-nepuk bahu Dunant dengan kencang. "Gak usah lebay! Baru jadi petani sukses sedikit aja, udah norak!" Alex terus meminta Dunant agar menurunkannya. Dunant pun melepaskan pelukannya hingga Alex bisa menapak lagi ke lantai.

Dunant yang dulu hanya bisa merunduk dan terdiam saja bila Alex mengejeknya, kini pun tetap merunduk... karena tubuh Alex yang memang tidak pernah setinggi dirinya. Hanya saja, Dunant sudah bisa membalas senyuman nyinyir Alex dengan seringaian kemenangannya. Dunant menggerak-gerakkan tangannya untuk berkata-kata pada Alex...

Petani di sini adalah pemilik tanah. Dan rata-rata memiliki tanah sekitar 139 hektar. Aku memiliki 145 hektar. Dalton memiliki 199 hektar. Dakota menggabungkan tanahnya yang seluas 5 hektar untuk dikelola. Woody juga. Woody punya 5 hektar. Jon juga. Ia memiliki 25 hektar. Itulah luas Chamberlain Farms sekarang. Kami hidup berlimpah dan memiliki pasokan makanan yang juga berlimpah. Tidak pernah kelaparan lagi selama tidak mengalami kekeringan. Kami mengelola sendiri dengan peralatan lengkap dan hidup mandiri.

DUNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang