🌸PART SEBELAS🌸

12.1K 1K 228
                                    

Rafa membaringkan tubuh Febi dengan lembut di kasur miliknya. Wajah Febi yang tampak damai dalam ketidak sandarannya itu membuat perhatian Rafa begitu tertarik padanya.

"Aku hampir gila nggak ketemu kamu selama dua bulan." Rafa memejamkan mata saat perasaan marah Febi berhasil kabur darinya kembali hadir.

Arkan memang terlalu pintar menyembunyikan sesuatu. Laki-laki itu membuat dirinya benar-benar tak bisa menemukan Febi. Padahal saat itu ia sudah mencari Febi di seluruh penjuru Jakarta, tapi ia benar-benar tak menemukan jejak Febi di sana.

"Aku nggak bakal biarin kamu kabur lagi. Aku nggak bakal biarin kamu pergi lagi. You're mine, baby," bisik Rafa mengelus pipi Febi pelan.

Rafa menyeringai buas. Laki-laki itu bangkit dari duduknya berjalan menuju pintu. Tangannya yang kekar merogoh saku dan mengeluarkan sebuah kunci.

Semua harus aman.

Untuk menjalankan rencana yang muncul secara tiba-tiba, Rafa harus memastikan semua aman. Pintu harus terkunci, jendela harus tertutup rapat. Tidak ada yang boleh menggagalkan rencananya kali ini. Febi harus ia miliki seutuhnya agar gadis itu tak lagi lari darinya.

"Mau kabur kemana pun, aku nggak bakal cemas kalau kamu hamil anak kita, baby." Rafa melepaskan baju yang tengah ia pakai, membuangnya asal dan kembali mendekati Febi.

Dada gadis itu naik turun seirama dengan napasnya. Dia terlihat begitu nyaman tanpa tahu ada singa yang siap menerkam tubuhnya.

Satu persatu kancing seragam sekolahnya terlepas hingga benar-benar tidak ada lagi sehelai benang yang menutupi tubuhnya.

Rafa mendaratkan tangannya dengan mata terpejam berusaha mengontrol dirinya. Ia tak mempunyai maksud untuk merusak. Namun, jika ini satu-satunya cara untuk membuat Febi berada di bawah kendalinya, Rafa bisa apa. Cara apapun akan ia tempuh untuk membuat Febi menjadi miliknya seutuhnya.

Sekali lagi Rafa berbisik, "You're mine, baby."

***

Mata gadis itu mengerjab beberapa kali sebelum dia benar-benar mampu melihat dengan jelas sosok laki-laki yang tengah duduk di depannya.

Tetesan air yang jatuh dari rambut sosok laki-laki itu mengenai dadanya yang terasa ... polos.

Mata Febi langsung melotot lebar, ia buru-buru menatap kegiatan Rafa yang tengah berusaha memakaikan kembali pakaian yang semula melekat di tubuhnya.

"Kamu habis ngapain?!" tanya Febi membentak sembari langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah naked. Air matanya kembali jatuh, gadis itu kembali menangis. Posisinya yang tadi tengah terbaring kini menjadi duduk.

Rafa memutar bola matanya melihat Febi kembali menangis.

Ia bangkit dari duduknya tanpa beban. Dengan bersiul ria, Rafa berjalan menuju lemari baju untuk mengambil bajunya.

"Aku habis senang-senang, emang kenapa? Ada yang salah?" tanyanya dengan santai. Rafa kembali mendaratkan pantatnya di samping Febi yang semakin menangis tak tentu. Takut menyelimuti dirinya.

Rafa mencondongkan tubuhnya untuk menatap Febi yang memeluk tubuhnya sendiri, lantaran dengan kasar Rafa menarik selimut itu hingga terlempar jauh.

"Nggak usah nangis. Pakai baju kamu, cepat. Nanti aku antar pulang." Rafa tersenyum sinis menepuk pipi Febi pelan.

"Kamu kenapa jahat banget sih?! Kalau kamu sayang sama aku nggak gini caranya! Aku masih mau sekolah!" Febi menjerit kuat. Melampiaskan semuanya dengan tangisan yang tak mampu membuat Rafa iba.

YOU ARE MINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang