Febi memperhatikan guru di depannya dengan sesekali menguap, sunggu pelajaran sejarah membuatnya sangat mengantuk apa lagi guru itu sangat membosankan.
Febi menatap Karin yang tampak sangat serius, entah apa yang membuat gadis itu sangat betah memperhatikan guru yang kini tengah mengoceh tak jelas.
"Pak!" Febi mengangakat tanganya membuat semua orang menatapnya.
"Iya, ada apa?" Guru itu menurunkan sedikit kaca matanya dengan menatap Febi dengan seksama.
"Saya permisi ke toilet," ujarnya dan langsung diangguki oleh sang guru.
"Jangan lama-lama!"
"Baik, Pak." Febi berjalan keluar kelas dengan cepat ia menghela napas syukur karena telah berhasil lolos.
Febi melangkahkan kakinya dengan pandangan yang tidak berhenti melihat ke arah seorang pemuda yang kini sedang bercanda ria dengan sahabatnya di depan tiang bendera, sepertinya mereka di hukum.
Bukan, ia bukan memandang karena senang tapi ... ah, sudah lupakan itu tidak penting.
Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju toilet untuk membasuh wajahnya agar tampak segar.
Pelajaran sejarah sangat membuatnya kehilangan semangat, ia butuh energi sekarang.
Febi menatap pantulan wajahnya, tampak lebih segar, setidaknya itulah yang kini ia rasakan.
Gadis itu kembali menyusuri koridor kelas untuk melihat pemuda yang memiliki wajah tampan itu. Ia menghentikan langkahnya dan menatap pemuda itu dari lantai dua, dengan pandangan ... Entahlah, hanya dia yang tahu.
'Kenapa matanya bisa sama sih? Kenapa mirip banget?'
Gadis itu langsung memalingkan wajah kala Rafa menatapnya dari lapangan, ia langsung bergegas kembali ke kelasnya, ia tidak mau berurusan dengan cowok arogan itu. Sungguh mengerikan, pikir Febi.
"Ngapa Raf?"
Rafa menatap Gevin sebentar, lalu kembali menatap koridor kelas XI di mana letak perempuan tadi berada.
"Biasa, ada yang liatin gua."
Leon terkekeh. "Makanya punya tampang tu jangan ganteng-ganteng banget biar nggak jadi makanan para kaum hawa yang kurang belaian!"
Rafa mendengus, kemudian lebih memilih acuh hingga suara bel istirahat membuatnya tersenyum.
Tanpa ba-bi-bu Rafa langsung pergi menuju kantin, sementara sahabatnya hanya menghela napas pasrah.
Jangan sampai ada yang menabrak Rafa hari ini!
"Akh, begok!" Suara Rafa terdengar sangat marah membuat Gevin dan Leon langsung bergegas menyusul sang sahabat.
Mereka menuju kantin yang tampak ramai, ini bahkan baru beberapa menit bel berbunyi tapi kantin sudah di penuhi dengan makhluk bernama manusia itu.
Merekan mendapati Rafa dengan baju yang basah dan berwarna kehijau-hijauan.
Tatapannya seakan-akan ingin memakan orang di depannya hidup-hidup, tanganya mengepal kuat.
Bolehkan ia memukul wajah cantik perempuan di depannya itu? Oh, tentu saja boleh. Siapa yang berani melarangnya?
Seluruh pengunjung kantin yang semakin lama semakin banyak, menunda kegiatan makan mereka dan lebih memilih memperhatikan seseorang yang kini sedang di marahi habis-habisan oleh Rafa hanya karna tak sengaja menumpahkan minuman pada baju Rafa.
Hal, ini bukan pertama kalinya. Jika, ada murid perempuan baru maka hal seperti ini pasti akan terjadi. Mereka dengan sengaja menumpahkan minuman atau makanan ke baju Rafa dengan harapan dapat berdekat-dekatan dengan pemuda itu tapi sangat disayangkan semua rencnay mereka berkahir dengan tragis, bahkan diantara mereka ada yang lebih memilih kembali pindah sekolah tapi gadis di depannya kini benar-benar tidak sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [On Going]
Genç Kurgu"Kesalahan terbesar elo adalah udah berani ikut campur dalam urusan gua dan apa lo tau? Karna hal itu lo masuk dalam kehidupan gua dan lo nggak akan bisa keluar dari kehidupan gua apapun caranya." Reyrafa Aditama Aflastar