Chapter 2

1.2K 110 2
                                    

Malam ini Lalisa berguling-guling di kasur empuknya. Bingung apa yang mau dia lakukan karena dia belum mau tidur sama sekali. Mengecek ponselnya dan ia mulai mengirim pesan pada sang sahabat nya

Jenniya🍃

P

P

Woi

Udh tidur?

Blum, knp?

Temenin makan diluar yuk!

Ayo aku juga lagi istirahat
makan ko

Yaudh ketemu di cafe biasa aja ya

Oke
(Read)


Melihat layar ponselnya yang masih tertera pesan mereka berdua “ Hmm. Jen kamu masih kerja aja ya.. Padahal udah malem ” serunya yang bangun dari kasurnya bersiap pergi

Sementara di sebrang sana Jennie sedang bersiap mengganti pakaiannya yang lebih feminim seperti memakai rok pendek dan kaos serta jaket Levisnya rambut hitam ikalnya yang terurai . Selesai itu Jennie langsung keluar dari tempatnya Sekarang

“ Mau kemana? Kencan ya? ” Tanya seseorang yang baru datang dihadapannya.

“ Iya ” Jennie tersenyum dalam artian senang akan membuat heboh orang yang ada di hadapannya ini. Yang padahal dia hanya ingin makan dengan sahabatnya.

“ WAH SERIUS?!! GILA GA NYANGKA TERNYATA B___ ” Ucapanya terpotong ketika Jennie membekam mulut orang itu dengan tangannya. Sangat berisik ucapannya itu.

“ Bercanda doang elah ”

“ Cuman mau nemenin makan gebetan kamu ” serunya yang membuat orang itu menganga setelah ucapannya. Jennie berjalan meninggalkan orang itu.

“ YAK!! DIA BUKAN TIPE AKU INGAT ITU! ” Teriak orang itu yang masih tak jauh dari Jennie dan Jennie hanya cengengesan.

“ Liat saja nanti ” gumam Jennie yang sudah menaiki Bus yang datang











🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️

“ Gimana? Udah dapet kerja samanya? ” Ucap seseorang berkemeja sangat rapih itu yang sedang duduk di kursi kebesarannya kepada sekretarisnya.

“ Belum. Cari perusahaan lain aja kali bos. Perusahaan ini terlalu susah ” kata sekretaris nya sekaligus memberikan data-data penting yang ia pegang.


“ Hmm sepertinya besok saya harus ganti sekretaris ”

“ Yah bos jangan gitu dong! Saya mau dapet uang dari mana lagi kalo bukan dari bos ” ucapnya yang terlihat lesuh itu di hadapan bosnya.

“ Yasudah kalau begitu. Bagaimanapun caranya saya tidak mau tau! Kamu harus bisa membuat perusahaan ini bekerja sama dengan BLCrop ” kekeh Bos itu kepada sekretarisnya

“ Bos kenapa bos tidak bertemu dengan direktur BLCrop di tempat biasa mereka kumpul? Itu lebih mudah bekerja sama kan bos? ” Ia berdiri dan berjalan kearah belakang bosnya itu

“ Ya! Kau tau kan  kalau sudah ke tempat sana kita seperti musuh! Cara untuk mendekati nya ya itu. Kita harus menjalani kerja sama lewat bisnis ini. ”

Two LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang