BAB 60

23.5K 1.9K 1.5K
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Puter mulmednya ya bebs😘💜

Jangan ada yg protes tentang jumlah word okay?💜

Challenge kemarin belom tuntas sih tapi karena kasian kalian nungguin jadi aku berbaik hati up hari ini😘💗

Thank u for u all💖💗
Udah siap buat spam Komen belom?

AYO SEMANGAT SPAMNYA💗💜💜

❗️Note❗️: persiapkan jantung kalian terlebih dahulu sebelum terserang baper

Kalau ada typo bilang ya bund🥳

Kalau ada typo bilang ya bund🥳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AUTHOR POV•

SELAIN bakso mungkin segala makanan yang bercita rasa green tea merupakan favorit Arsyilla. Karena alasan itu lah kini Arsyilla berada di mini market dekat rumah Radith.

Arsyilla tidak izin kepada Radith ataupun Dinara ketika keluar rumah sebab tak menemukan keberadaan kedua orang itu. Ia memilih berpamitan kepada satpam sebagai bentuk jaga-jaga agar ketika Radith ataupun keluarga Genandra mencarinya pak satpam bisa buka mulut untuk menjelaskan.

Selesai membayar belanjaannya Arsyilla beranjak keluar sembari menenteng belanjaannya. Gadis itu tampak sibuk meneliti apakah ia melewatkan sesuatu dari dalam kantong plastik tersebut.

Nihil.

Sama sekali tidak ada yang terlewatkan. Arsyilla yang awalnya ingin pergi namun menghentikan langkahnya kala melihat seseorang yang tidak asing baginya.

Liana?
Perempuan penghancur hidupnya itu terlihat tengah duduk dengan seorang lelaki sambil berhadapan.

Arsyilla cukup tertarik untuk menguping pembicaraan Liana. Bukannya bermaksud tidak sopan, melainkan ini untuk kebutuhan.

Gadis itu kembali masuk dan membeli sebuah masker hitam agar dirinya tidak ditandai. Arsyilla mendekat ke arah meja di samping Liana persis dan tersenyum di balik maskernya.

"Kamu udah ngelakuin rencana yang kita buat?"

Rencana apa yang dimaksud lelaki itu? Tampaknya topik pembahasan kedua orang itu cukup membuat Arsyilla tertarik untuk merekamnya.

Arsyilla menyandarkan ponselnya di sebuah botol minum lalu berpura-pura tengah menonton. Untung saja ia memilih duduk menghadap kedua orang di sebelah meja nya itu.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang