BAB 22

25.2K 1.9K 24
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

PAGI dengan semilir angin yang menerpa rambutnya tak membuat gadis pemilik surai hitam legam itu menghentikkan langkahnya yang terkesan santai. Seragam khas dengan bentuk yang diperkecil serta rok yang memang di potong pendek membalut tubuh idealnya.

Beberapa kali terputar kembali di kepalanya kejadian semalam. Ucapan menohok yang keluar dari mulut Radith sangat ingin Arsyilla lupakan namun tak bisa.

Paras yang cantik tak menjamin orang-orang berpikiran buruk tentangnya. Seakan citra buruk tersebut sudah mendarah daging dalam dirinya.

Arsyilla tak perduli, ini hidupnya dan ia tidak butuh orang lain untuk mengatur-ngatur kehidupannya.

Entah kerasukan makhluk halus seperti apa, namun pagi ini Arsyilla datang ke sekolah tepat waktu. Gadis itu sengaja meminta di turunkan jauh dari gerbang sekolah dengan alasan olahraga pagi.

Anggota OSIS yang tengah berjaga dengan cepat menahan Arsyilla sebelum gadis itu memasuki sekolah.

"Baju lo gak ada yang bagusan dikit?" tanya Dini sinis. Bisa dibilang Dini tipikal siswi yang taat dengan peraturan yang berlaku. Seragamnya terlihat rapi berbanding terbalik dengan Arsyilla.

Arsyilla memilih acuh dan melanjutkan langkahnya. Namun terhenti lagi sebab pergelangan tangannya yang dicekal.

"Lo punya kuping kan?"

"Punya. Lo gak liat kuping gue nih." Arsyilla menantang gadis itu dengan menunjuk kedua daun telinganya.

Kesabaran Dini sudah habis, gadis itu menajamkan pengheliatannya ke arah Arsyilla. "Kalau punya kenapa gak bisa dengerin orang ngomong? Budek lo?" sinis Dini

"Malas debat sama cewek cari muka kayak lo," balas Arsyilla santai.

Faktanya memanglah begitu, Dini akan mengadu kepada seluruh anggota OSIS yang lainnya jika kini Arsyilla menuruti egonya untuk sekedar mengeluarkan cacian dari mulutnya. Terlalu lebay dalam menanggapi seseorang, Arsyilla sangat benci itu.

"Lo bitch, kenapa bisa jadi wakilnya Radith hah?!" tanya Dini penuh emosi.

"Lo jarang ngaca? See your self in the mirror," balas Arsyilla.

Perhatian beberapa orang sekarang sudah mengarah kepada dua gadis yang masih beradu mulut itu. Kedatangan anak OSIS di antara siswa lainnya cukup mendadak. Mereka dengan cepat mendatangi keduanya sebelum masalah semakin besar.

"Kenapa lagi nih?" tanya Dito--salah satu anggota OSIS-- Cowok itu menyipitkan matanya sembari melihat Arsyilla dan Dini secara bergantian.

"Nih si waketos yang kayak bitch. Pakai seragam ketat, mana rok di pendekin," jawab Dini.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang