BAB 37

23.2K 1.9K 770
                                    

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Di mohon untuk memberikan vote terlebih dahulu agar tidak kelupaan sebagai bentuk apresiasi kalian untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•AUTHOR POV•

DARAH segar mengalir deras dari lengan gadis dengan rambut diikat tersebut. Gerakan cepat seseorang telah menyelamatkan benda tajam itu menusuk tubuhnya. Telat sedikit saja sudah dipastikan pisau itu mengenai jantungnya.

"ARSYILLA!"

Arsyilla menggigit bibit bawahnya berusaha menahan teriakan. Seketika rasa sakit menggerogoti dirinya. Syukur saja kali ini benda tersebut mengenai lengannya, bukan jantungnya.

Raut wajah Radith sudah berubah semakin mengerikan. Gertakan giginya pertanda ia sudah mencapai titik emosi tertingginya. Radith berbalik, memukul habis wajah seseorang yang mencoba menusuknya dari belakang. Kakinya bergerak ke atas menendang wajah lawannya itu. Kalah telak, lawannya sudah tergeletak di jalanan sekarang.

Selesai terhadap lawannya, Radith berjalan ke arah Arsyilla, merangkul bahu gadis itu pelan-pelan agar tidak menyentuh lukanya. Mau bagaimana pun gadis yang sangat ia benci itu telah menyelamatkan dirinya.

"D-dith," panggil Arsyilla terbata. Radith langsung menoleh ke arahnya. "Kenapa?"

Arsyilla mendesah pelan, seluruh tubuhnya ikutan sakit sekarang. "S-sakit, Dith."

Sedikit terselip rasa kasihan di hati Radith. Arsyilla terluka juga karena membantunya. Sekarang ini, dirinya memilih mengesampingkan rasa benci dan egonya terlebih dahulu.

"Sabar." Radith mengiring Arsyilla ke arah sahabat-sahabat gadis itu yang langsung disambut cepat oleh mereka.

"Bim! Ambil P3K yang ada di tas lo!" titah Radith. Bima dengan gesit mengambil P3K di dalam tasnya. Peralatan medis itu memang sengaja dibawa untuk keadaan seperti ini.

Arsyilla sudah di obati dengan sahabatnya. Radith pun membalikkan badannya, berjalan ke arah begal yang hampir membunuhnya itu.

Gavin, Fareno, dan Saggaf ikut berjalan maju beriringan dengan cowok itu. Senyum jahil tak lagi terbit dari wajah ketiga cowok pecicilan tersebut. Kali ini mereka memang sudah dibawa ke puncak amarah.

Ravino juga berjalan bersama keempat cowok tersebut. Emosi yang sedari tadi ia pendam akan segera terlampiaskan sekarang ini juga. Melukai pacarnya sama saja mencari masalah dengannya.

Smirk di wajah Radith merupakan malapetaka sendiri bagi pria tua yang mencoba menyeret tubuhnya di atas aspal.

Begal itu mencoba bangkit, namun kembali gagal karena tubuhnya terhuyung ke belakang akibat tendangan dari Radith. Para begal lainnya berusaha menyerang Radith yang tentu langsung di hajar habis oleh keempat sahabat Radith.

Radith menarik kerah baju lelaki tua yang ia tendang barusan, menatapnya dengan tatapan mematikan. Cowok itu tak akan membiarkan manusia jahat di depannya itu hidup tenang setelah ini.

KETOS (SUDAH DITERBITKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang